MEDAN, kaldera.id – Wafatnya Diego Armando Maradona diusia 60 tahun pada Rabu (25/11/2020) mengingatkan pecinta sepakbola dunia pada sosok George Best, legenda Manchester United.

Keduanya meninggal di tanggal yang sama. Best wafat pasa 25 November 2005 di usia 59 tahun. Dua maestro sepakbola ini, punya kesamaan dari cara mengolah bola di lapangan, sama-sama memesona.

Tapi, di luar lapangan, keduanya juga nyaris sama. Keduanya sama-sama terkena jeratan barang haram. Best punya masalah ketergantungan alkohol. Sementara, Maradona pernah punya masalah ketergantungan narkoba.

Dilansir Tirto.id, ketenaran George Best di dalam lapangan ternyata berdampak pada kehidupannya di luar lapangan. Seketika ia bukan hanya pemain bola, tapi juga selebritas. Ketampanan dan karisma Best membuatnya dengan mudah menjajaki kehidupan penuh glamor.

George Best
George Best

Tercatat, Best pernah membintangi iklan komersial, bermain film, hingga membuat album musik. Namun, Best semakin terjerumus dalam dunia yang sebetulnya bukan tempatnya. Ia berubah menjadi pecandu alkohol, doyan gonta-ganti perempuan, serta menghabiskan banyak uang di arena perjudian.

Ditambah, ia kerap ditahan gara-gara bikin ribut di bar-bar setempat karena terlampau mabuk hingga kerap mangkir dari latihan. Singkat kata, Best sudah tidak fokus lagi ke sepakbola.

Sementara Maradona, salah satu pesepakbola terbaik sepanjang masa juga demikian. Dilansir liputan6.com, sangat disayangkan, Maradona punya masalah utama dengan narkoba sepanjang kariernya yang dimulai pada pertengahan 1980-an. Maradona menjadi kecanduan kokain saat bermain untuk Barcelona pada 1983.

Semuanya terkuak saat dia diuji positif kokain pada Maret 1991. Ia dilarang bermain selama 15 bulan. Hal ini menyebabkan dia meninggalkan Napoli dengan aib besar dan kembali ke Argentina.

Saat Piala Dunia 1994 bergulir, Maradona telah memulai kebangkitan kariernya. Sayangnya, semua itu dibangun di atas kebohongan. Dia kembali positif obat terlarang, kali ini untuk efedrin stimulan yang dilarang. Maradona dikirim pulang dari Piala Dunia karena aibnya itu.(f rozi)