Wapres Ingatkan PHRI Dukung Konsep Wisata Halal

Wapres KH Ma'ruf Amin saat memberikan sambutan dalam Munas ke 17 PHRI di Karawang, Jawa Barat, Senin (10/2/2020) (kaldera/armin nasution)
Wapres KH Ma'ruf Amin saat memberikan sambutan dalam Munas ke 17 PHRI di Karawang, Jawa Barat, Senin (10/2/2020) (kaldera/armin nasution)

KARAWANG, kaldera.id- Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin mengingatkan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) turut mendukung konsep wisata halal yang saat ini sudah dikembangkan di seluruh dunia.

Dia menyampaikan pesan itu saat membuka Munas PHRI ke 17 di Resinda Hotel Karawang, Jawa Barat, Senin (10/2/2020). Acara itu dihadiri oleh Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio, Ketua PHRI demisioner Hariyadi Sukamdani, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana, serta 34 BPD PHRI se-Indonesia.

Wakil Presiden menyampaikan saat ini berbagai negara dunia sudah mempersiapkan layanan untuk wisata halal. Termasuk Jepang, Australia, Rusia serta berbagai negara Eropa lainnya.

Sebelumnya, Malaysia, Korea Selatan, Cina, dan Singapura telah lebih dulu menangkap potensi halal sebagai industri yang menjanjikan hingga ke level global. Potensi halal market dunia dari tahun ke tahun semakin meningkat signifikan. Bahkan jumlahnya mencapai angka 1,087 miliar dolar AS dan diprediksi semakin naik pada tahun 2030 dengan angka mencapai 1,8 miliar dolar AS.

Wakil Presiden meminta PHRI di seluruh daerah memperhatikan fasilitas wisata halal ini. “Sebab dengan besarnya potensi wisatawan muslim membuat mereka juga perlu pelayanan tambahan. Jika kita berbenah dengan membuat fasilitas tambahan akan menarik wisatawan muslim yang jumlahnya meningkat dari waktu ke waktu,” kata Wapres.

Wisata Halal Bukan Tempat Wisata Syariah

Pemerintah, kata dia, sebenarnya punya harapan besar agar Indonesia sebagai negara dengan salah satu jumlah penduduk muslim terbesar jadi pioner dan model dalam memberi layanan tambahan di tempat wisata. “Bukan saja kepada wisatawan asing muslim tapi juga wisatawan muslim dalam negeri.”

Kenyamanan wisatawan muslim itu di dalam tempat wisatalah sebenarnya yang menjadikannya sebagai kawasan wisata halal. “Bukan berarti wisata halal itu ingin mensyariahkan tempat wisata. Bukan begitu. Wisata halal itu adalah kemudahan pengunjung muslim mendapatkan tempat ibadah, tempat wudu’, tersedia pakaian solat, tentu saja ditambah kuliner halal,” ucapnya.

Dalam konteks wisata halal ini, kata Wapres, pemerintah telah berkomitmen mendorong kemajuannya. “Untuk itu perlu dukungan aktif PHRI dalam layanan halal dengan menyediakan kebutuhan wisatawan muslim. Tidak hanya baik dan berkualitas namun juga halalan toyyiban,” katanya.(armin nasution)