BPODT Kampanyekan Adaptasi Kebiasaan Baru di Balige

BPODT bersama Komunitas Gerakan Toba Bersih mengkampanyekan penerapan protokol kesehatan di masa AKB setelah terjadinya pandemi.
BPODT bersama Komunitas Gerakan Toba Bersih mengkampanyekan penerapan protokol kesehatan di masa AKB setelah terjadinya pandemi.

BALIGE, kaldera.id – Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) menggalakkan kampanye adaptasi kebiasaan baru (AKB), dengan menggandeng Komunitas Gerakan Toba Bersih.

Kampanye untuk mengajak masyarakat dalam mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan ini, dilakukan dalam bentuk bersih-bersih destinasi wisata di Kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas Danau Toba. Dan juga menyusuri jalanan dan pemukiman warga untuk mengajak menerapkan protokol kesehatan.

Direktur Utama BPODT, Arie Prasetyo mengatakan, pihaknya terus mendorong pembangunan kepariwisataan di Kawasan Danau Toba dengan pembangunan atraksi, amenitas dan aksesibilitas untuk meningkatkan kenyamanan para wisatawan yang berkunjung.

Selain itu, pelaku industri pariwisata di Kawasan Danau Toba, juga dapat saling memahami peranan masing-masing dalam menerapkan protokol kesehatan pada kegiatan kepariwisataan selama masa pandemi ini.

“Kami menyambut baik inisiatif-inisiatif dari seluruh pihak, yang memiliki semangat sama untuk mengembangkan kepariwisataan yang berkelanjutan dan mensejahterakan masyarakat di Kawasan Danau Toba,” kata Arie Prasetyo, Selasa 29 September 2020.

BPODT Galakkan Kampanye Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)

“Kampanye AKB di Balige ini, merupakan kali kedua setelah penyelenggaraan yang pertama di Parapat. Saya harap ini menjadi kolaborasi yang baik antara program pemerintah dengan inisiatif komunitas lokal yang selaras untuk saling menguatkan kerjasama dalam pembangunan kepariwisataan di Danau Toba,” kata Arie Prasetyo lagi.

Sedangkan, Inisiator Gerakan Toba Bersih, Patrick Lumbanradja menjelaskan, Gerakan Toba Bersih merupakan gerakan sosial yang bertujuan untuk membersihkan lingkungan di sekitar Danau Toba, memerangi masalah sampah, khususnya sampah plastik.

“Sebagai komunitas, gerakan ini pertama kali dideklarasikan pada bulan Oktober 2019, bersama kaum muda milenial di Balige. Gerakan ini juga berperan aktif dengan lahirnya bank sampah pertama di Kabupaten Toba, yakni bank sampah induk (BSI) IAS Toba,” jelas Patrick.

Kegiatan yang merupakan kepanjangan tangan dari Gerakan BISA Kemenparekraf/Baparekraf ini, bertujuan untuk memotivasi masyarakat industri pariwisata, dan juga memberikan informasi kepada wisatawan bahwa kawasan pariwisata Danau Toba siap untuk aktifitas pariwisata, dengan menerapkan protokol adaptasi kebiasaan baru setelah terjadinya pandemi.(rel / finta rahyuni)