MEDAN, kaldera.id – Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) Provinsi Sumut menggelar webinar sesion II, Sabtu (8/8/2020) siang.
Webinar yang mengambil tema
“Membumikan Permainan Rakyat dan olahraga tradisional Sebagai Penguat Pendidikan Karakter” itu menghadirkan sejumlah narasumber.
Di antaranya Drs. Wiyanto Soehardjo, MAMC (Sekretaris Jenderal KPOTI PUSAT), Dr Rosramadhana S.Pd, M.Si (Dewan Pakar KPOTI SUMUT, Antropolog Universitas Negeri Medan), Drs. Alfian Hutauruk M.Pd ( Sekretaris Dinas Pendidikan Sumatera Utara) dan Jafaruddin Harahap S.Pd, M.Si (Anggota DPRDSU Komisi E).
Kemudian webinar dimoderatori Agus Salim Samosir S.Si, M.Or, AIFO (Sekretaris Umum KPOTI SUMUT) dan juga diikuti Wakil Ketua KPOTI Sumut Muhammad Asril.
Ketua KPOTI Sumut Agustin Sastrawan Harahap SPd MPd dalam pembukaan menekankan bahwa membumikan pendidikan karakter bisa melalui permainan rakyat dan olahraga tradisional.
“Kabupaten Kota di Sumut ini punya potensi untuk membumikan permainan rakyat dan olahraga tradisional sekaligus menghidupkan kembali pendidikan karakter bangsa,” kata Agustin.
Dan menurutnya, membumikan permainan rakyat dan olahraga tradisional bisa melalui dunia pendidikan dan pariwisata.
Sementara itu narasumber Sekretaris Jenderal KPOTI Pusat Drs. Wiyanto Soehardjo, MAMC memaparkan strategi membumikan permainan rakyat dan olahraga tradisional.
Ada sejumlah grand design yang dipaparkannya. Di antaranya bahwa permainan rakyat dan olahraga tradisional akan masuk dalam kurikulum sskolah khususnya tingkat SD.
“Maka diperlukan akselerasi implementasinya dengan pemerintah. Dan kemarin di awal menjabat Presiden Jokowi juga sudah menyampaikan pesan ini,” kata Wiyanto.
Soal masterplan, Wiyanto menjelaskan bahwa akan ada pusat pengembangan dan pelestarian. Dan itu masuk pada wilayah edukasi dan entertainment (pariwisata).
“Sasarannya anak muda, bidang pendidikan dan kesehatan hingga mendirikan pojok bermain di sekitar lingkungan warga,” kata Wiyanto.
Narasumber lainnya, yakni Sekretaris Disdik Sumut Alfian Hutauruk menegaskan bahwa permainan rakyat dan olahraga tradisional merupakan kekayaan bangsa Indonesia.
“Ini sangat relevan dengan karakter budaya bangsa. Jangan sampai malah kita kehilangan karakter bangsa kita sendiri,” tegas Alfian.
Maka ini menjadi tugas generasi tua untuk terus membantu pergerakan dan sosialisasi kepada masyarakat.
“Sosialisasi ke sekolah termasuk guru-gurunya. Anak muda memang harus memahami permainan rakyat nenek moyangnya terdauhulu,” kata Alfian.
Sementara itu Dewan Pakar KPOTI Sumut Rosmadhana menyatakan pendidikan karakter merupakan warisan leluhur tak benda yang harus terus diwariskan ke generasi.
“Kebudayaan tak bisa lepas dari pendidikan. Pendidikan karakter kita juga tak bisa lepas dari kebudayaan. Itulah pesan Ki Hajar Dewantara kepada kita agar mewariskan kebudayaan ke generasi selanjutnya,” tegas Kaprodi Antropologi Unimed tersebut.
Warisan itu bisa dibudayakan di sekolah maupun luar sekolah. “Dan dibudayakan di jam sekolah atau luar jam sekolah. Ini yang penting,” kata Rosmadhana.
Narasumber terakhir, yakni Anggota Komisi E DPRD Sumut Jafaruddin Harahap. Menurutnya, permainan rakyat dan olahraga tradisional juga membangun interaksi sosial yang sedang luntur di masyarakat.
“Membangun kekompakan. Maka ini harus mendapat dukungan penuh pemerintah,” ujar Politisi PPP tersebut.
Jafaruddin pun mengajak KPOTI Sumut untuk berdiskusi lebih jauh tentang langkah strategis ke depan. “Kita harus diskusi lebih jauh tentang membumikan gerakan ini,” tukas Jafaruddin.(rel)