Perubahan Sosial dan Teknologi di Masa Pandemi
Perubahan Sosial dan Teknologi di Masa Pandemi

Penulis: Alfian

MEDAN, kaldera.id – Perubahan sosial adalah suatu perubahan yang mempengaruhi budaya dengan mencakup semua bagian yang meliputi ilmu pengetahuan, teknologi, keseniaan,filsafat dan lainnya. Perubahaan dalam lembaga sosial itu mempunyai pengaruh pada sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai dan sikap sikap dalam masyarakat itu yang terdiri dari kelompok sosial.

Berdasarkan data dari worldomoters, total kasus infeksi virus corona di seluruh dunia pada 8 Agustus 2020 telah mencapai 19.498.877. Sebanyak 722.405 orang dinyatakan meninggal dunia. Maka semua kegiatan yang berkaitan dengan banyak orang dan dapat menyebabkan terjadinya penyebaran covid-19 di hentikan, termasuk didalamnya kegiatan pembelajaran perkantoran serta lainnya. Semua kegiatan yang dihentikan inilah yang disebut perubahaan sosial. Tapi tidak perlu khawatir kita sekarang telah berada diera digital yang dimana semua manusia dapat saling berkomunikasi sedekat mungkin walaupun jaraknya jauh.

Era digital ini adalah solusi dalam mengatasi covid-19 walaupun kita di berlakukan social distancing. Jadi jangan takut dan khawatir kita tidak dapat berkumpul dengan keluarga, teman dan orang sekitarnya semua dapat kita lakukan dengan mudah di era digital ini, contohnya pembelajaran tatap muka di hentikan solusinya bisa belajar menggunakan teknologi handphone dan laptop dengan aplikasi pembelajaran dan banyak lagi kegiatan yang dapat dilakukan dengan baik walaupun tidak dengan tatap muka.

Peran Teknologi di Masa Pandemi

Adanya Covid-19 dan penerapan PSBB telah mendorong hadirnya dunia digital. Segala aspek kehidupan seperti pilitik, bisnis, dan pendidikan yang biasanya dilakukan secara face to face (tatap muka) saat ini dilakukan dengan metode online. Akibatnya populasi dunia maya (cyberspace) dan akses internet mengalami peningkatan.

Peran teknologi dimasa pandemi ini tidak hanya sebagai media penyebaran informasi mengenai covid-19 saja, tetapi juga memiliki peran serta manfaat yang berguna dalam kehidupan manusia. Inovasi dan penggunaan teknologi di era sekarang ini bisa dibilang meningkat secara signifikan dan makin meluas, kita yang hidup di tengah tengah wabah covid-19 ini di tuntut untuk menguasai teknologi tidak hanya usia muda bahkan usia lanjut juga harus bisa menggunakannya.

Teknologi era digital ini paling banyak digunakan dalam bidang pendidikan dan kesehatan, sehingga muncul istilah Work From Home (WFH) belajar di rumah, webinar (seminar online), konsultasi kesehatan online, dan banyak lagi kegiatan kegiatan lain yang dapat dilakukan dengan teknologi era digital dalam menghadapi covid-19. Walaupun covid-19 memberikan dampak negatif namun juga memiliki hikmah tersendiri yang disadari maupun tanpa disadari, yaitu semua masyarakat dituntut harus bisa menggunakan teknologi walaupun hanya sekedar video conference.

Efek karena covid-19 tidak akan langsung menghilang dalam jangka waktu 1-3 tahun kedepan, mungkin bisa lebih dari itu. Karena efek tersebut masyarakat mampu melakukan segala sesuatunya secara online. Masyarakat tetap bisa bersosialisasi melalui berbagai media di era globalisasi ini yang menuntut kecanggihan komunikasi digital agar tetap berinteraksi sosial.

Interaksi saat ini memang terbatas dengan jarak, namun tidak terbatas dalam berinteraksi meskipun akan lebih efektif jika dilakukan secara face to face (tatap muka). Media-media yang tersedia bisa dimanfaatkan sebagai media pemasaran, media interaksi, serta media pembelajaran.

Kesimpulan

Dengan adanya corona virus disease(covid-19) masyarakat mengalami perubahan sosial dan mendorong hadirnya dunia digital. Karena segala aspek kehidupan seperti politik, bisnis serta pendidikan yang biasanya dilakukan secara tatap muka saat ini dilakukan secara online. Masyarakat yang sebelumnya tidak semua mengerti tentang dunia digital kini mampu menggunakan internet guna memenuhi kegiatan disaat pandemi. Semoga pandemi ini dapat segera berakhir tanpa harus memakan banyak korban jiwa lagi.(*)

Penulis adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi FIS UINSU. Kelompok KKN-DR 92 UINSU.