Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi

MEDAN, kaldera.id- Masih ingat dengan Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) atau yang sudah berganti nama menjadi Sumut Fair?. Satu tahun sudah pagelaran budaya Sumut ini ditunda oleh Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi karena mempertimbangkan penyebaran Covid-19.

Hingga kini, tak ada yang bisa memastikan kapan pertunjukan ini akan kembali digelar. Mulai dari promotor hingga pengusaha event menjerit.

Salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya bercerita awal mula mereka mengetahui keputusan penundaan Sumut Fair.

Saat itu, pada tanggal 14 Maret 2020 tim produksi lapangan di panggung utama Sumut Fair masih bekerja menyelesaikan loading property panggung. Peluh membasahi baju mereka.

Begitu pula kesibukan luar biasa di segenap ruangan, baik di dalam paviliun maupun di luar. Tenant-tenant pun bersemangat menyempurnakan stand dan outlet semenarik mungkin.

Tapi, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Keesokan hari, tanggal 15 Maret 2020, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi saat memberi sambutan acara MTQ di Masjid H Anif menyatakan menunda Sumut Fair yang seyogianya dibuka 20 Maret 2020 sampai 20 April 2020 diikuti dengan mengeluarkan surat edaran satu hari setelah statemen tersebut.

Alasan penundaan kegiatan tahunan itu terkait pandemi Covid-19, karena dikhawatirkan tidak bisa mencegah siapa saja yang hadir dalam kegiatan.

“Kita belum tahu sampai kapan ditunda. Sampai waktu yang belum bisa ditentukan. Nanti kita cari waktu yang pas agar bisa menghibur rakyat,” ujar Edy saat itu.

Selain masyarakat yang kecewa, yang paling terpukul dari pengumuman ini tentulah promotor dan pengusaha event yang terlibat sejak awal. Pasalnya, hingga tanggal 14 maret 2020 malam mereka tidak ada mendapatkan kabar pemberitahuan bahwa Sumut Fair 2020 ditunda.

Sementara dana sudah banyak keluar. “Kami taunya malah dari media,” kata sumber.

Meski kecewa, para pengusaha event harus berlapang hati menerima kenyataan Sumut Fair 2020 ditunda. Sejumlah pengusaha event pun tetap menyimpan optimistis Sumut Fair 2020 tetap akan dilaksanakan.

Sebelumnya, ketika pemerintah menyatakan negara memasuki fase adaptasi kebiasaan baru (new normal), yang memberi kelonggaran bagi masyarakat dengan mematuhi protokol kesehatan, harapan pengusaha event pun kembali mencuat.

Tapi rupanya tak ada lampu hijau dari Jalan Diponegoro, kantor Gubsu. Tak terdengar aba aba Sumut Fair akan digelar dengan mengadaptasi New Normal dengan protokol kesehatan.

Gubsu Edy yang diwawancarai pada awal Maret lalu belum juga memberikan izin untuk menggelar Sumut Fair.

Tentu saja kalangan pengusaha event yang dilibatkan bertambah resah. Uang yang sudah dikeluarkan namun Sumut Fair tak juga ada kejelasan.

Salah satu contoh untuk men-DP artis ibukota. Ada 15 artis top yang sudah dikontrak dengan uang muka yang tidak sedikit untuk tampil di panggung utama Sumut Fair. Diantaranya Judika, Via Vallen, Ari lasso dan sejumlah artis lainnya.

“Total hampir 900 juta Rupiah untuk pembayaran DP ke lima belas artis. Itu baru urusan mengontrak artis belum lagi yang lainnya,” terang sumber.

Merasa Sumut Fair 2020 tak kunjung jelas, promotor dan pengusaha event yang sudah menginvest dananya pun berharap uang mereka bisa kembali.

Kepada wartawan, Ketua Umum APPARA (Asosiasi Perusahaan Penyelenggara dan Pelaksana Acara), Teuku Nur Azan mengingatkan pihak Pemprov Sumut cq Dirut BUMD soal pengusaha event yang terancam bangkrut karena sudah banyak dana yang dipakai untuk persiapan event Sumut Fair 2020.

“Sudah seharusnya Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bertanggung jawab sepenuhnya karena kegiatan tahunan ini adalah untuk memperingati dan memeriahkan perayaan ulang tahun provinsi Sumatera Utara,” jelasnya, Senin (29/3/2021) yang lalu.

Ia menegaskan, para vendor, pekerja event, penyedia artis hingga penyelenggara telah mengeluarkan sedemikian banyak tenaga, pikiran dan uang dalam jumlah miliaran rupiah.

Informasi yang dihimpun, invetasi yang ditanam nilainya mencapai sekitar Rp3,2 miliar. Beberapa pengusaha event ikut menanamkan investasi pada pihak Promotor Sumut Fair 2020 yang dipercaya oleh PPSU (PT. Pembangunan Prasarana Sumatera Utara), Badan Usaha Milik Derah (BUMD).

Sayangnya, bak pandemi Covid-19 yang tak kunjung jelas kapan berakhir, begitu pula soal uang pengganti tersebut.

Hampir satu tahun sudah berlalu, sampai kini tak ada tanda- tanda untuk dicairkan. Pengusaha event mengakui pada Juni lalu pernah dipanggil bermusyarawarah dengan pejabat di Kantor Gubsu pasca pemberitaan media, tapi tak membuahkan hasil apapun.

“Cuma angin surga. Maka, wajar mereka bertanya tanya, mengapa sampai kini nasib mereka terkatung katung. Event tak jadi, duit belum juga kembali,” kata sumber. (finta rahyuni)