Harun Rasyid Lubis Diabadikan Jadi Nama Ruangan Haemodalisis di RSU Pirngadi

Wakil Walikota Medan, Aulia Rachman memberi cidera mata kepada istri almarhum, Harun Rasyid Lubis
Wakil Walikota Medan, Aulia Rachman memberi cidera mata kepada istri almarhum, Harun Rasyid Lubis

MEDAN, kaldera.id – Nama Prof Dr Harun Rasyid Lubis diabadikan menjadi nama ruangan haemodalisis di RSU Pirngadi Medan, Rabu (15/9/2021).
Penambalan nama tersebut sebagai penghormatan kepada Bapak Ginjal Kota Medan itu yang meningal 15 Agustus 2021 lalu.

Ruangan ini diresmikan Walikota Medan, Bobby Nasution diwakili Wakil Walikota Medan, Aulia Rachman ditandai dengan penandatanganan prasasti. Hadir juga janda Harun Rasyid Lubis, Siti Asrah Siregar. Aulia juga menyematkan ulos dan memberikan makanan khas batak, Otak Gurgur kepada Siti Asrah sebagai ungkapan terima kasih.

Aulia mengatakan, perjuangan Harun Rasyid Lubis sangat tidak gampang. Beliau mempunyai kemauan yang sangat tinggi. Butuh kesabaran yang tinggi. tentunya ini menjadi suatu amal ibadah bagi beliau.

“Almarhum belajar di Belanda sampai dengan menitipkan mesin cuci darah di kapal perang milik Indonesia di tahun 70an.
Apa yang sudah dilakukan beliau tentunya menjadi suatu pandangan bagi kita semua. Kenapa beliau bisa mengimplementasikan ilmunya dan menyelamatkan jutaan jiwa manusia melalui alat cuci darah,” ungkap Aulia.

Dia menambahkan, Kota Medan cukup bangga memiliki seorang Harun Rasyid Lubis. Untuk itu kedepannya diharapkan ada muncul tunas- tunas baru yang memiliki jiwa seperti beliau. Artinya perjuangan beliau dapat menjadi motivasi bagi seluruh dokter khususnya di Kota Medan.

“Alhamdulillah, hari ini Pemko Medan memberikan penghargaan kepada Almarhum Harun Rasyid Lubis dengan mencantumkan nama beliau pada ruangan haemodialisis di RSU Pirngadi Medan. Tentunya ini akan menjadi kenangan bagi kita semua atas perjuangan beliau. Apalagi ruangan haemodialisis ini yang pertama di luar Pulau Jawa,” tambahnya.

Sementara itu, Dirut RSU Pirngadi Medan, Suryadi Panjaitan mengungkapkan, ruangan haemodialisis ini berdiri 1977 dan diprakarsai Harun Rasyid Lubis.

Peralatan alat cuci darah ini beliau bawa dari Belanda bersama Prof dr Sidabutar. Dimana, Prof dr Sidabutar mendirikan di Jakarta, Prof dr Harun Rasyid Lubis mendirikan ruangan haemodialisis di Medan, tepatnya di RS dr Pirngadi Medan.

“Penabalan nama Prof dr Harun Rasyid Lubis di ruangan haemodialisis ini karena jasanya yang sangat luar biasa. Tudak hanya masyarakat Medan, tetapi mancanegara. Selain itu, ruangan ini juga menjadi pusat pendidikan dan pelatihan haemodialisis tenaga para medis dan dokter,” jelas Suryadi yang mengaku sebagai muridnya.

Suryadi Panjaitan menjelaskan ruangan ini memiliki fasilitas yang lengkap. Terdapat 54 mesin alat cuci darah. Dengan alat ini sudah cukup melayani masyarakat yang akan cuci darah. Selain itu, alat cuci darah juga terdapat di Ruangan ICU Covid-19 karena ada juga Pasien Covid-19 yang memerlukan pelayanan cuci darah tersebut.

“Pasien cuci darah bertambah terus setiap harinya. Saat ini saja ada 130 orang pasien, rata – rata dicuci darah sebanyak 30 sampai 40 orang perharinya,” tambahnya.(reza)