MEDAN, kaldera.id – United Nations Resident Coordinator United City untuk Indonesia, Ms Valerie Jualiand memuji penanganan kerukunan umat beragama yang dilakukan Walikota Medan, Bobby Nasution, termasuk mencegah terjadinya tindakan intoleransi melalui program Rumah Ibadah Mandiri serta melibatkan tokoh agama. Hal tersebut dinilai sangat menarik.
“Apa yang dilakukan walikota sangat menarik bagi saya. Apalagi saya baru Kembali dari Banda Aceh dan bertemu dengan tokoh-tokoh agama di sana dan membahas persoalan ini. Saya melihat ini tradisi Indonesia dalam mengatasi persoalan intoleransi,” jelasnya ketika bertemu Walikota Medan, Bobby Nasution di Balai Kota Medan, Jumat (3/6/2022).
Wanita yang menjadi perwakilan misi PBB di Indonesia itu juga menyambut baik apa yang disampaikan walikota dalam paparannya, termasuk minta dukungan untuk pengembangan Kawasan Kota Lama Kesawan menjadi lokasi destinasi wisata di Kota Medan.
“Saya akan bicarakan ini bersama teman-teman di Jakarta sehingga apakah kami nantinya mendukung rencana yang disampaikan tadi,” kata Valerie.
Sebelumnya, Bobby mengungkapkan, Kota Medan terdiri dari berbagai etnis dan agama. Terkait masalah agama, Kota Medan telah memiliki Forum Kerukunan Umat beragama (FKUB). Sehingga masyarakat yang terdiri dari berbagai agama hidup rukun berdampingan. Hal ini menjadikan Medan masuk dalam 10 besar kota harmoni di Indonesia. “Bahkan, kami dalam beberapa waktu ke depan tengah menantikan Harmoni Award dari Kementrian Agama,” paparnya.
Rumah ibadah dijadikan sebagai pusat pembangunan Kota Medan
Pemko Medan juga melalui progam Rumah Ibadah Mandiri mengembangkan fungsi rumah ibadah tidak hanya sebagai tempat beribadah saja, tapi juga sebagai pusat pergerakan ekonomi. Di samping itu juga rumah ibadah dijadikan sebagai pusat pembangunan Kota Medan, salah satunya dalam penanganan banjir dengan meminta seluruh rumah ibadah di Medan bisa membangun sumur resapan.
“Guna mewujudkan Kota Medan yang toleran dan harmoni, kita melibatkan pemuka agama untuk membantu Pemko Medan menyumbangkan pemikirannya. Di samping itu dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan di rumah-rumah ibadah, tentunya membuat umatnya tidak memiliki waktu untuk berbuat yang negatif atau perbuatan mengarah ke intoleran,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu dirinya juga akan membenahi Kawasan Kota Lama Kesawan sebagai destinasi wisata. Sebab, kawasan itu terbentuk tidak terlepas dari dukungan berbagai etnis yang ada saat itu seperti, melayu selaku etnis asli, tionghoa, arab, india serta batak dengan berbagai sukunya.(reza)