Program Studi Sejarah Peradaban Islam (SPI) Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UIN Sumatera Utara menggelar Kuliah umum dengan tema
Program Studi Sejarah Peradaban Islam (SPI) Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UIN Sumatera Utara menggelar Kuliah umum dengan tema "Pemberdayaan Pemandu Wisata (Guide) Sejarah", Rabu (28/9/2022) di Kampus IV Desa Durin Jangak, Pancur Batu, Deliserdang.

 

DELISERDANG, kaldera.id – Program Studi Sejarah Peradaban Islam (SPI) Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UIN Sumatera Utara menggelar
Kuliah umum dengan tema “Pemberdayaan Pemandu Wisata (Guide) Sejarah”, Rabu (28/9/2022) di Kampus IV Desa Durin Jangak, Pancur Batu, Deliserdang.

Dekan FIS UINSU, Prof. Dr. Abdurrahman, M.Pd, dalam sambutan pembukaannya, sangat mengapreasi kuliah umum ini. Banyak hal yang diungkap oleh sejarah, dan banyak orang yang tidak tahu.

“Oleh karenanya, kegiatan kuliah umum ini sangat penting bagi mahasiswa dan dosen dosen yang hadir dalam acara ini,” kata Prof Rahman, sapaan akrabnya.

Prof Rahman menambahkan, keberhasilan Prodi SPI salah satunya diukur dari lulusan yang dihasilkannya di masa depan. Pemandu wisata sejarah, adalah salah satu ceruk profesi yang cukup menjanjikan.

“Saya kira lulusan SPI bisa mengambil peran dalam profesi ini. Apalagi pariwisata, adalah salah satu sektor andalan untuk pendapatan daerah,” tukasnya.

Ketua Prodi SPI FIS UINSU, Yusra Dewi Siregar, MA, menambahkan, materi kuliah semacam ini, menjadikan mahasiswa terlatih dan cermat dalam melihat dan mengkaji situs situs sejarah yang ada di mana saja.

“Kegiatan ini kegiatan wajib yang dilaksanakan oleh prodi SPI. Materi kuliah umum kali ini mengambil Guide Sejarah karena salah satu keunggulan sarjana SPI adalah mereka memiliki keterampilan dalam memelihara peninggalan sejarah,” terang Yusra didampingi Sekretaris Prodi Dr Jufrinaldo.

Dalam kuliah umum ini, menghadirkan Ketua Program Studi Manajemen Usaha Perjalanan Wisata, Politeknik Pariwisata Medan, Hetty Claudya Nainggolan, S.ST. PAR. MM.

Dia mengatakan bahwa pariwisata dalam masa covid memang anjlok. Akan tetapi seorang guide selalu memiliki peluang untuk selalu menjaga kredibilitasnya, terutama guide sejarah.

“Sumatera Utara punya potensi wisata sejarah yang signifikan. Di sini, guide sejarah yang kompeten sangat dibutuhkan,” kata Hetty.

Dia menyebutkan, pemandu wisata berbasis pengetahuan saat ini menjadi hal yang mutlak dimiliki. Kata dia kalangan mahasiswa sejarah dapat memaksimalkan teknik storytelling yang saat ini menjadi tren pemandu wisata.

“Teknik storytelling lebih disenangi wisatawan yang berkunjung ke destinasi sejarah. Karena ia memadukan informasi yang komprehensif, menarik dan atraktif tentang destinasi itu,” pungkasnya.(efri/red)