Muammad Naufal Zidan (19) ditemukan tewas di kosnya di kawasan Beji, Kota Depok, Jawa Barat. Mahasiswa Jurusan Sastra Rusia ini tewas di tangan seniornya sendiri, Altafasalya Ardnika Basya (23).
Muammad Naufal Zidan (19) ditemukan tewas di kosnya di kawasan Beji, Kota Depok, Jawa Barat. Mahasiswa Jurusan Sastra Rusia ini tewas di tangan seniornya sendiri, Altafasalya Ardnika Basya (23).

 

MEDAN, kaldera.id – Muammad Naufal Zidan (19) ditemukan tewas di kosnya di kawasan Beji, Kota Depok, Jawa Barat. Mahasiswa Jurusan Sastra Rusia ini tewas di tangan seniornya sendiri, Altafasalya Ardnika Basya (23).

Zidan ditemukan tewas pada Jumat (4/8) pagi di kamar kosnya. Jasadnya dimasukkan ke dalam kantung plastik dan disembunyikan di kolong tempat tidur.

Pembunuhan itu sendiri terjadi pada Rabu (2/8) sore. Momen terakhir Zidan bersama seniornya itu sempat terekam CCTV indekos.

Rekaman CCTV Zidan dan Pelaku Tiba

Altaf merupakan orang terakhir yang bersama Zidan sebelum ditemukan tewas, pada Jumat (4/8). Kebersamaan terakhir keduanya ini sempat terekam CCTV kosan.

Dari rekaman CCTV, terlihat Zidan dan Altaf tiba di kosan di Jalan Plakali Raya, Kukusan, Beji, Depok, pada Rabu (2/8), sekitar pukul 16.28 WIB.

Zidan saat itu terlihat memakai kupluk dan menyelendangkan jas almamater warna kuning di bahunya. Tak lama kemudian, Altaf menyusulnya.

Simpan Pisau Lipat di Jok Motor
Saat memasuki kos, Altaf tampak melihat menengok kiri-kanan untuk situasi. Tidak lama kemudian, dia kembali ke luar dan membuka jok motor.

Sebelumnya, polisi menyebutkan Altaf menyimpan pisau lipat di jok motornya. Saat tiba di indekos, Altaf mengambil pisau lipat dan memasukkannya ke saku celananya.

“Setelah berada di dalam kamar kos, pelaku dengan korban ngobrol-ngobrol. Pada saat pelaku mau pulang, pelaku langsung mengeluarkan pisau dari dalam kantong celananya, selanjutnya ditusukkan ke bagian badan korban,” kata Wakasat Reskrim Polresta Depok AKP Nirwan Pohan dalam konferensi pers di kantornya, Sabtu (5/8).

Detik-detik Pembunuhan

Zidan dan Altaf sempat ngobrol setiba keduanya di kamar kos. Altaf kemudian berpamitan pulang.

Namun, tanpa diduga Altaf menusuk Zidan dengan pisau lipat yang sudah ia persiapkan di kantong celananya.

“Setelah berada di dalam kamar kos, pelaku dengan korban ngobrol-ngobrol. Pada saat pelaku mau pulang, pelaku langsung mengeluarkan pisau dari dalam kantong celananya, selanjutnya ditusukkan ke bagian badan korban,” kata Nirwan.

Zidan Sempat Melawan

Korban sempat melawan dengan cara menggigit tangan pelaku. Namun Altaf menikam leher dan dada korban berulang kali hingga akhirnya tumbang.

“Lalu korban mencoba melawan, namun pelaku menusuk kembali di bagian dada dan leher berulang-ulang, dan korban menggigit tangan korban, lalu oleh pelaku tangannya didorong atau masukkan ke dalam mulutnya sehingga korban terjatuh, tergeletak,” ucapnya.

Pelaku kemudian pergi mencari plastik hingga kapur barus. Altaf memasukkan mayat korban ke plastik itu dan menyembunyikannya di bawah tempat tidur lalu menyebarkan kapur barus untuk menutupi bau amis darah.

Cincin Pelaku di Kerongkongan

Salah satu bukti yang disita polisi terkait peristiwa pembunuhan Zidan adalah cincin. Cincin itu adalah milik pelaku.
Nirwan menyatakan bahwa cincin itu ditemukan di kerongkongan korban. Cincin itu nyangkut di kerongkongan karena saat pembunuhan terjadi korban sempat menggigit tangan pelaku.

“Korban melakukan perlawanan dengan menggigit tangan pelaku. Cincin pelaku tertinggal di kerongkongan korban. Lalu penusukan,” kata Nirwan.

Altaf Terjerat Pinjol

Dalam konferensi pers di Mapolres Metro Depok, pada Sabtu (5/8), Altaf mengaku tidak memiliki dendam kepada korban. Altaf mengaku dirinya putus asa hingga nekat membunuh Zidan karena terlilit pinjaman online (pinjol).

“Saya tidak ada masalah dengan korban, tidak ada dendam. Karena saya sudah putus asa juga. Rencana baru muncul pas saya ngantar pulang di hari Rabu sebelum kejadian,” kata Altaf saat konferensi pers di Mapolresta Depok, Jalan Margonda Raya, Depok, Sabtu (5/8).

Altaf menyebut dirinya tidak mempunyai harapan lagi. Ia mengaku sudah mencoba berbagai cara untuk menyelesaikan permasalahan pinjol tersebut, namun hasilnya nihil.

“Saya sudah hopeless (tak punya harapan), Pak. Saya udah nggak nemu jalan yang terang untuk menyelesaikan masalah saya sendiri. Saya coba berbagai cara, terakhir ini,” ujar Altaf. (det)