Pasca Banjir Besar Medan, Afif Abdillah Usulkan Satu Kelurahan Miliki Satu Perahu Karet

redaksi
23 Des 2025 12:49
Medan News 0 2
3 menit membaca

 

MEDAN, kaldera.id – Anggota DPRD Medan Afif Abdillah mengusulkan agar setiap kelurahan di Kota Medan memiliki minimal satu unit perahu karet untuk keperluan evakuasi warga saat banjir.

Usulan itu disampaikan menyusul banjir besar yang melanda hampir seluruh wilayah Kota Medan akibat Siklon Tropis Senyar pada 27 November 2025 lalu.

Usulan tersebut disampaikan Afif dalam Rapat Evaluasi Triwulan III Tahun Anggaran 2025 Komisi 1 DPRD Medan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, Senin (22/12/2025), di ruang Komisi 2 DPRD Medan.

Rapat dipimpin Wakil Ketua Komisi 2 Modesta Marpaung dan dihadiri Kepala BPBD Kota Medan Yunita Sari SH MH beserta jajarannya.

Afif menilai ketersediaan perahu karet sangat krusial dalam penanganan banjir, mengingat tingginya genangan air yang mencapai dada orang dewasa saat banjir besar November lalu.

“Berdasarkan pengalaman banjir November lalu, Medan sangat butuh perahu karet. Sudah tidak bisa lagi hanya BPBD Kota Medan yang pegang. Kalau menurut saya, di kantor lurah harus ada 1 unit minimal. Per 1 kantor lurah tersedia 1 perahu karet,” tegas Afif.

Ketua Fraksi NasDem DPRD Medan itu menegaskan bahwa pengadaan perahu karet tidak sebanding dengan besarnya kerugian yang dialami masyarakat akibat banjir.

“Kecilnya itu bila dibanding efek dari banjir yang merugikan masyarakat yang begitu besarnya. Satu keluarga bisa kehilangan pendapatan, berapa hari warga tidak kerja. Belum lagi barang-barang di rumahnya rusak. Jadi, perahu karet itu investasi yang murah untuk kondisi banjir dahsyat seperti kemarin,” ujarnya.

Afif juga mengingatkan bahwa dalam kondisi darurat, warga yang terdampak banjir tidak mungkin mengevakuasi sesama warga. Karena itu, diperlukan perencanaan berbasis wilayah.

“Yang bisa membantu adalah teman kita yang tidak terkena musibah. Coba buat perencanaannya, kalau tidak bisa di RAPBD, paling tidak di PAPBD dibuat untuk pengadaan perahu karet itu,” kata Afif yang juga menjabat Ketua Bapemperda DPRD Medan.

Menanggapi hal tersebut, Kepala BPBD Kota Medan Yunita Sari mengungkapkan keterbatasan sarana evakuasi yang dimiliki saat ini.

Menurutnya, BPBD Kota Medan hanya memiliki delapan unit perahu karet, dan sebagian besar dalam kondisi tidak layak.

“Yang sehat itu hanya lima unit. Tiga lainnya sudah ditambal-tambal karena bocor kena seng saat evakuasi,” jelas Yunita.

Selain itu, BPBD juga menerima bantuan empat unit perahu bermotor dari BNPB, namun bantuan tersebut baru tiba sehari setelah bencana terjadi.

Yunita juga menyebutkan bahwa perahu karet BPBD harus berbagi dengan Dinas Pemadam Kebakaran, yang perahunya juga mengalami kerusakan.

Yunita mengakui, keberadaan perahu karet di tingkat kelurahan sangat membantu proses evakuasi mandiri warga.

“Seperti di Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, sudah memiliki perahu karet sendiri. Sehingga warga bisa evakuasi mandiri,” ujarnya.

Karena itu, Yunita berharap dukungan DPRD Medan agar pengadaan perahu karet dapat direalisasikan.

“Kami butuh dukungan bapak-bapak dewan sekalian untuk membeli perahu karet itu. Minimal satu kecamatan satu unit,” pintanya.

Yunita menambahkan, BPBD Kota Medan sebenarnya telah mengusulkan penambahan perahu karet dalam anggaran tahun 2025. Namun, usulan tersebut terkendala kebijakan efisiensi anggaran di Bappeda Kota Medan.

Rapat tersebut turut dihadiri anggota Komisi II DPRD Medan Johannes Haratua Hutagalung, Binsar Simarmata, serta jajaran staf BPBD Kota Medan, di antaranya M Yamin Daulay, Abdur Rahman, Bayu Nugraha, dan lainnya.  (Reza)