Dr Muryanto Amin, M.Si, Dekan FISIP USU.(ist)
Dr Muryanto Amin, M.Si, Dekan FISIP USU.(ist)

MEDAN, kaldera.id – Keberhasilan konsolidasi demokrasi dalam suatu negara sangat dipengaruhi perspektif elit.

“Cepat atau lambat maupun berhasil atau gagal proses sebuah konsolidasi demokrasi ditentukan oleh para elit politik di negara tersebut,” kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) Muryanto Amin saat membuka kegiatan Kuliah Umum Sosiologi FISIP USU bertema Sosiologi Elit dalam Perspektif Politik, Selasa (5/1/2021).

Muryanto memaparkan teori elit menjadi teori yang selalu menarik digunakan untuk melihat interaksi sesama manusia. Bahkan lanjut Rektor Terpilih USU 2021-2026 itu, teori elit semakin menarik jika dilihat dalam konteks kekuasaan.

“Bukan hanya di negara yang baru menerapkan demokrasi, namun negara yang telah mapan demokrasinya, teori elit menghasilkan temuan dengan pola baru yang beragam,” tambah Mury, sapaan akrabnya.

Salah satu contoh kata Mury, adalah dalam demokrasi ada kompetisi politik dan juga bisnis. Setiap kompetisi ada pihak yang kalah dan menang.

“Nah, umumnya, elit selalu mengalami masalah dalam kompetisi ketika harus menghormati yg menang dan menghargai kekalahan dalam kompetisi itu. Meskipun kompetisi diselenggarakan secara fairness,” ungkap Muryanto.

Kuliah Umum ini menghadirkan dua orang narasumber yakni; Dr. Harmona Daulay, M.Si selaku Ketua Program Studi Sosiologi FISIP USU dan Yoes C. Kenawas yang merupakan Ph.D. Candidate Department of Political Science Northwestern University.(rel/finta rahyuni)