Dekan FE Unimed Prof. Indra Maipita (kiri) memoderatori diskusi evaluasi kurikulum OBE dengan narasumber Prof. Syawal Gultom, ketua senat Universitas Negeri Medan (tengah) dan Prof. Usep Suhud, wakil dekan 1 FE UNJ.
Dekan FE Unimed Prof. Indra Maipita (kiri) memoderatori diskusi evaluasi kurikulum OBE dengan narasumber Prof. Syawal Gultom, ketua senat Universitas Negeri Medan (tengah) dan Prof. Usep Suhud, wakil dekan 1 FE UNJ.

MEDAN, kaldera.id- Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan (FE Unimed) menggelar workshop selama dua hari mengembangkan kurikulum berbasis outcome base education (OBE) untuk mendekatkan semua prodi menghasilkan lulusan berbasis kebutuhan masa depan.
Rektor Universitas Negeri Medan Dr. Syamsul Gultom secara resmi membuka workshop tersebut, Senin (26/9/2022), secara daring. Sebagai pembicara menghadirkan Ketua Senat Unimed Prof. Syawal Gultom dan Prof. Usep Suhud, wakil dekan 1 FE Universitas Negeri Jakarta. Hadir juga di situ Dekan Fakultas Ekonomi Unimed Prof. Indra Maipita, Wakil Dekan 1 Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, Wakil Dekan 2 Dr. Azizul Kholis, dan Wakil Dekan 3 Tauada Silalahi serta fungsionaris FE Unimed.

Rektor Unimed mengatakan evaluasi kurikulum menjadi berbasis OBE merupakan tuntutan rancangan proses pembelajaran inovatif kreatif. “OBE ini penting sesuai harapan stake holder agar sesuai kemajuan zaman dan pasar kerja,” kata rektor.

Dia mengatakan penerapan ini harus didasarkan berbagai analisis seperti profil lulusan dan tujuan program studi. “Kami yakin itu sudah ada karena disusun tim penyusun mandiri. Namun dengan OBE konsep ini makin dikembangkan.”

“Saya berharap pedoman yang disusun menjadi acuan bagi bapak ibu agar bisa menyusun profil prodi masing-masing untuk menghasilkan kualitas lulusan yang bisa diterima di pasar kerja,” kata rektor.

Saat membuka acara, Dekan FE Unimed Prof. Indra Maipita mengatakan peninjauan kurikulum ini sesuai arahan rektor dan ketua senat universitas. “Kita akan meninjau semua kurikulum di 9 prodi untuk diarahkan berbasis OBE. Peninjauan dilakukan dengan kegiatan formal selama dua hari. Tapi sesungguhnya rangkaian ini sudah berlangsung lebih dari tiga minggu,” katanya.

Prof. Indra Maipita mengatakan untuk evaluasi kurikulum yang nantinya berbasis OBE selain dengan narasumber akademik juga menghadirkan para praktisi. “Mereka ini nanti memberi masukan terkait semua prodi. Lalu apa saja yang dibutuhkan industri dan stakeholder. Setelah kegiatan formal ini akan ada kerja mandiri serta direview oleh pakar,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu Prof. Indra Maipita juga langsung memoderatori acara tersebut dengan memberi kesempatan pertama kepada Prof. Syawal Gultom memberikan analisis terkait evaluasi kurikulum.

Prof. Syawal Gultom memberi pertanyaan pemantik apakah lulusan kita sudah siap bekerja di masa depan? Menurut dia, masa depan itu tidak mudah karena diliputi oleh revolusi industri 4.0 serta disrupsi inovasi. “Kita bertanya bisa tidak Unimed mengantarkan lulusannya kerja ke depan? Itu kemudian yang membuat FE ini harus mengadopsi kurlikulum berbasis OBE,” kata dia.

Tantangan ke depan itu, menurut Prof. Syawal, sangat kompleks. “Kita ada pradoks sebenarnya. Karena di Indonesia ini ada 4.500 perguruan tinggi sehingga orientasinya adalah untuk kesejahteraan rakyat dengan terus melakukan inovasi dengan penduduk 260 juta lebih.”

Sementara, kata Prof. Syawal yang juga ketua PPG Nasional, di China itu hanya ada 2.000 perguruan tinggi dengan penduduk mencapai 1,5 miliar harus menjadi pembanding. “Karena semakin banyak perguruan tinggi harusnya negaranya makin maju. Tapi fakta itu berbeda dengan Indonesia. Bahkan untuk ranking inovasi kita di bawah Malaysia dan Filipina,” kata Prof. Syawal.

“Karena itu pula Unimed harus ikut memikirkan seperti apa lulusannya ke depan. Sebab baru kali ini pula kekhawatiran Menteri Pendidikan sampai ke ruang kelas. Bayangkan di ruang kelas kita diminta menggunakan case methode dan team base project. Dikuatkan dengan peraturan menteri. Ini tanda darurat,”kata Prof. Syawal.

Dia menguatkan ke depan penerapan OBE harus diintegrasikan dengan masa depan manusia . Ketua senat universitas itu menambahkan kurikulum OBE diintegrasikan dengan karir ke depan usai kuliah di FE. OBE ini akan bicara di masa depan dengan backward design. “Bila orang merevisi kurikulum maka itu sudah bicara tentang kompetensi, capaian, life skill dari lulusan,” ungkapnya. Intinya kurikulum OBE ini menyiapkan peluang mahasiswa di masa depan.

Prof. Usep Suhud dari UNJ langsung melakukan bimbingan kepada setiap prodi untuk mengevaluasi profil setiap prodi, profil dosen, kemudian menganalisis peluang lulusan ke depan.

Dia mengatakan setiap prodi masih boleh menuangkan ide jika kemudian ditemukan ada lapangan kerja atau profesi yang bisa ditambahkan dalam profil. “Tapi tentu juga harus melihat kapasitas dosen yang dimiliki masing-masing prodi,” ungkapnya.

Profesor dari FE UNJ ini membedah semua prodi yang ada di FE Unimed. Rancangan OBE, menurut dia, akan membantu program studi menghasilkan lulusan yang diterima dunia kerja. “Tentu kita harus menganalisis semuanya secara komprehensif dari hulu sampai hilir untuk menguatkan semua prodi di FE Unimed,” katanya.

Dekan FE Unimed Prof. Indra Maipita menambahkan workshop tidak berhenti sampai di sini. Masih ada lanjutannya termasuk menyusun detil hasil evaluasi kurikulum kemudian akan direview oleh ahlinya, kata dia.(arn)