MEDAN, kaldera.id – Wakil Wali Kota Medan, Zakiyuddin Harahap menegaskan perlunya koordinasi lintas sektor guna mengatasi kekurangan dokter spesialis dan perawat di RSUD dr Pirngadi dan RSUD Bachtiar Djafar Medan. Menurutnya, persoalan ini tidak akan muncul apabila komunikasi antarinstansi berjalan dengan baik.
Hal itu disampaikan Zakiyuddin saat memimpin rapat koordinasi antara Dinas Kesehatan Kota Medan, RSUD dr Pirngadi, RSUD Bachtiar Djafar, dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Medan, di RSUD dr Pirngadi pada Selasa (17/6).
“Saya melihat masih kurang komunikasi antara Dinkes, RS Pirngadi, Bachtiar Djafar, dan BKD. Kalau koordinasi berjalan baik, tidak akan ada cerita kekurangan dokter, apalagi perawat. Bahkan, ada bidang yang seharusnya diisi perawat malah diisi bidan,” ujarnya.
Ia juga menyoroti lambannya pengisian posisi dokter atau perawat yang akan pensiun. “Kalau memang bidangnya radiologi, tempatkan SDM di sana. Bila belum ada ASN yang sesuai, rekrut dari luar dengan insentif yang lebih tinggi. Coba kaji apakah itu bisa menjadi solusi,” ucapnya.
Zakiyuddin menyebut RSUD Bachtiar Djafar di kawasan Medan Utara sudah memiliki fasilitas yang cukup baik, tetapi masih kekurangan tenaga medis. Ia meminta agar setiap kendala disampaikan langsung ke BKD.
“Kalau ada keluhan, panggil BKD. Sampaikan kendalanya. Jangan putus koordinasi. Ini demi kepentingan masyarakat. Kalau tidak segera ditangani, bisa habis semua. Kita sibuk membangun, tapi tidak mempersiapkan SDM. Bachtiar Djafar sudah dibangun, tapi malah tidak ada dokternya. Rumah sakit tanpa dokter untuk apa?” tegasnya.
Ia menekankan bahwa kunci kemajuan rumah sakit terletak pada ketersediaan dokter. “Secanggih apa pun rumah sakit, kalau tidak ada dokternya, tidak akan bisa bersaing. Saya besok ke Jakarta, ingin mendorong pembangunan RSUD Pirngadi agar lebih baik. Tapi jangan sampai sudah dibangun malah kekurangan SDM,” ujarnya.
Diketahui, saat ini RSUD dr Pirngadi memiliki 425 tenaga medis terdiri dari perawat dan bidan. Namun, masih mengalami kekurangan sumber daya manusia di berbagai layanan spesialis, seperti jantung anak, hematologi anak, neurologi anak, tumbuh kembang anak, PICU, bedah onkologi, gastroenterohepatologi, dan kateterisasi jantung. Bahkan, pada rekrutmen CPNS sebelumnya, terdapat 21 formasi dokter spesialis yang tidak terisi. (Reza)