Atasi Angka Kemiskinan Di Sumut, Pemprov harus Berinovasi

Ketua DPRD Sumatera Utara Drs Baskami Ginting mengingatkan dan mendorong Pemerintah Provinsi untuk berinovasi dalam program pemerataan pembangunan dalam mengatasi persoalan kemiskinan di daerah.
Ketua DPRD Sumatera Utara Drs Baskami Ginting mengingatkan dan mendorong Pemerintah Provinsi untuk berinovasi dalam program pemerataan pembangunan dalam mengatasi persoalan kemiskinan di daerah.

 

MEDAN, kaldera.id – Ketua DPRD Sumatera Utara Drs Baskami Ginting mengingatkan dan mendorong Pemerintah Provinsi untuk berinovasi dalam program pemerataan pembangunan dalam mengatasi persoalan kemiskinan di daerah.

Hal itu disampaikan Baskami Ginting saat berbicara kemarin menanggapi data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik Sumut terkait angka kemiskinan di daerah ini.

Garis Kemiskinan atau batas kemiskinan yang menjadi penentu kemiskinan di Sumatera Utara mengalami peningkatan pada Maret 2023, menjadi Rp 602.999 per kapita per bulan.

Garis Kemiskinan tersebut meningkatkan sebesar 1,85 persen dibandingkan September 2022 yaitu Rp 592 ribu per kapita per bulan.

 

Kenaikan garis kemiskinan

Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanuddin mengatakan, kenaikan garis kemiskinan di perkotaan ataupun di perdesaan cenderung merata dan sedikit mengalami perbedaan.

“Jadi garis kemiskinan di Maret 2023 tercatat sebesar Rp 602.999 per kapita per bulan ini ada kenaikan sebesar 1,85 persen dibandingkan September 2022. Jadi kalau kita lihat antara desa dan kota secara umum masing-masing kenaikan garis kemiskinan cukup merata, ada sedikit perbedaan saja,” ujar Nurul, Senin (17/07/2023).

Nurul menerangkan, Garis Kemiskinan di perkotaan tercatat sebesar Rp 626.782 per kapita per bulan atau naik 1,88 persen dari Rp 615.000 per kapita per bulan pada September 2022.

Sedangkan, untuk Garis Kemiskinan perdesaan sebesar Rp 573.500 per kapita per bulan, naik 1,72 persen jika dibandingkan dengan garis kemiskinan September 2022 sebesar Rp 564.000 per kapita per bulan.

“Peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan seperti sandang, perumahan, pendidikan dan kesehatan,” ungkapnya

Menurut Baskami Ginting pemikiran mengenai kemiskinan berubah sejalan dengan berjalannya waktu, tetapi pada dasarnya berkaitan dengan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar.

Kemiskinan menunjukkan situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena dikehendaki oleh orang miskin tersebut, melainkan karena tidak bisa dihindari dengan kekuatan yang dimilikinya.

Tentunya, menurut politisi PDI Perjuangan, strategi pengentasan kemiskinan, bahwa setiap dekade strategi pengentasan kemiskinan mengalami perkembangan mulai dari penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, pengembangan kesehatan dan pendidikan, perlindungan sampai dengan pemberdayaan kaum miskin.

Inovasi itu tentunya, dengan perencanaan memerangi kemiskinan seperti menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan, dan memperbaiki distribusinya; Strategi jangka panjang dengan menumbuhkan swadaya setempat. Perbaikan dalam jangka panjang dengan memperbaiki dan memenuhi harkat hidup secara individual dan sosial yang bermartabat.(efri surbakti/red)