Pencarian Herman, Korban Banjir Tanjung Selamat Dihentikan

Herman Asmen semasa hidup. Jenazahnya ditemukan di aliran Sungai Belawan, Titi Payung, Hamparan Perak, Deliserdang.(ist/facebook)
Herman Asmen semasa hidup. Jenazahnya ditemukan di aliran Sungai Belawan, Titi Payung, Hamparan Perak, Deliserdang.(ist/facebook)

MEDAN, kaldera.id- Pencarian terhadap Herman Asmen (48), korban banjir di Perumahan De Flamboyan, Desa Tanjung Selamat yang sudah 7 hari tak juga ditemukan secara resmi dihentikan.

Kepala Kantor SAR Medan, Toto Mulyono mengatakan luasnya area sapuan banjir dan tingginya lumpur menjadi salah satu faktor penghambat dalam pencarian suami salah satu peneliti BPTP itu.

“Tim SAR gabungan telah melaksanakan pencarian semaksimal mungkin. Selain dengan alut air, tim juga dibantu anjing pelacak dari Ditsamapta Poldasu serta Excavator,” ujarnya, Kamis (11/12/2020).

Selain itu, kata Toto, pencarian menggunakan perahu rafting juga sudah dilakukan mulai dari lokasi banjir hingga sejauh 18 KM menuju hilir sungai namun korban belum juga ditemukan.

“Akhirnya sesuai hasil koordinasi dengan unsur yang terlibat dan juga pihak keluarga maka diputuskan pencarian dihentikan. Namun tetap dilanjutkan dengan pemantauan,” jelasnya.

Dalam banjir yang terjadi Kamis (3/12/2020) malam ini setidaknya menewaskan 6 korban.
Keenamnya adalah Arista Simanjuntak (24), Juwita Simanjuntak (29), Immanuel Haloho (2), Satria Eka Winarya (18), Nur Fitri (24) dan Herman Asmen (48) yang sampai saat ini belum juga ditemukan.

Istri Herman, Eva kepada Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi saat meninjau korban banjir menceritakan awalnya Herman keluar rumah untuk mengecek kondisi banjir.

“Bapak (Suami Eva) mau bantu orang kian. Dia awalnya keluar 22.30 WIB dan setelah itu tidak kembali lagi,” kata Eva sambil menitikkan air mata.(finta rahyuni)