STABAT, kaldera.id – Modus penipuan yang mengambil korban terus saja berkembang. Sindikat ini mencatut nama tokoh dan pejabat bahkan membuat slip transfer palsu dengan cap Bank Syariah Indonesia (BSI).
Camat Wampu Langkat, Syamsul Adha mengatakan, namanya dicatut sindikat penipu. Sedangkan korbannya adalah Yayasan Pendidikan SDIT di Stabat.
“Nama saya dicatut seolah-olah mengirimkan bantuan ke yayasan itu. Lalu pelaku menghubungi pihak yayasan, dan meminta bantuan itu dibagi. Mungkin saking senangnya, pihak yayasan percaya saja. Kerugiannya sekitar Rp6 juta,” kata Syamsul, Rabu (26/5/2021).
Syamsul mengaku mengetahui namanya dicatut setelah pihak korban menghubunginya dan menyatakan telah ditipu. Dari cerita pihak yayasan, pelaku dengan nomor telepon 081216074403 menghubungi pimpinan yayasan.
“Namanya di WA penipu itu Adri Aulia Harahap. Awalnya penipu itu mengaku sebagai saya (camat wampu) menelepon pihak yayasan dan mengatakan akan mengirim bantuan untuk yayasan. Setelah itu dikirimlah bukti transfernya yang membuat korban kegirangan dapat dana Rp9,5 juta. Tak lama, penipu itu telepon lagi untuk minta bagian dana yang barusan ditransfernya,” katanya.
Mungkin karena girang itu, pihak yayasan mengirimkan permintaan tersebut dalam dua kali transfer pertama Rp2,5 juta dan kedua Rp3,5 juta ke rekening BRI 058901026091506 atas nama Agustina Dwiningsih. “Setelah ditransfer baru pihak yayasan cek ke rekeningnya. Dan baru sadar bahwa tidak ada transaksi itu dan tertipu,” bebernya.
Setelahnya baru pihak yayasan menghubungi Syamsul. Dan tentu saja, ia tidak pernah mengirimkan dan meminta uang yang dimaksud. “Selain yayasan yang rugi materil, saya juga sangat dirugikan atas peristiwa ini. Saya berharap masyarakat lebih berhati-hati. Karena modus penipuan ini sangat potensial mengambil korban,” katanya.
Syamsul yang juga ASN Inspiratif Terfavorit Kementerian PAN dan Reformasi Birokasi 2018 ini menambahkan, slip transfer yang dikirim pelaku pada pihak yayasan sebagai korban juga diduga palsu. Di mana slip itu berlogo BSI (Bank Syariah Indonesia). “Kami harap pihak BSI juga bersikap, mereka juga dirugikan menurut saya. Karena ini menyangkut integritas perbankan. Apalagi BSI sedang dalam masa transisi, yang mungkin saja situasi itu dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab,” pungkasnya.(efri surbakti)