Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto (kanan) bersama Akhyar Nasution
Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto (kanan) bersama Akhyar Nasution

MEDAN, kaldera.id – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto memberi sinyal dukungan ke Plt Walikota Medan Akhyar Nasution di Pilkada Kota Medan 2020.

Dukungan tersebut disampaikan Hasto saat membuka Rakerda I PDI Perjuangan Sumut di Le Polonia Hotel, Sabtu (8/2/2020).

Sinyal dukungan tersebut terlihat ketika memanggil nama Akhyar Nasution dengan menyebut Walikota Medan, bukan Plt Walikota Medan.

“Akhyar Nasution, Walikota Medan. Kita nyebut plt nya pelan-pelan saja. Saya sebut plt dalam batin. Yang kita keluarkan Walikota Medan,” ungkap Hasto sembari mendapat applause dan diamini oleh peserta rakerda PDI Perjuangan.

Diakuinya, untuk Kota Medan ada sejumlah nama yang telah mendaftarkan diri ke PDI Perjuangan untuk mencalonkan sebagai Walikota Medan.

“Dari internal PDI Perjuangan, ada Pak Akhyar yang sekarang jadi Plt Walikota Medan. Ada Mas Bobby yang juga mendaftar dan ada juga tokoh-tokoh lain. Tentu saja partai bersikap objektif. partai mendengarkan suara rakyat dan dalam waktu dekat kami akan segera mengumumkan calon tersebut,” tambahnya.

Tahap pertama ada 45 calon yang sudah siap diumumkan dan nanti akan mengikuti sekolah partai.

“Kami mencari pemimpin yang betul-betul mampu dan mempunyai komitmen menjadikan Medan ini representasi ikon Sumatera Utara. Termasuk mengejar berbagai potensi smart province, green province untuk bisa mengalahkan kota-kota besar di negara tetangga,” ungkapnya.

Ketika disinggung kriteria dicari pada sosok siaap, dia hanya menjawab nanti akan diputuskan.

“Nanti kita umumkan. Itu kewenangan Ibu Ketua Umum. Tugas kami menyiapkan peta politik. Tetapi demokrasi yang dibangun PDI Perjuangan, ketika keputusan diambil, kader dan anggota wajib menaati itu,” ujarnya.

Hasto juga menjawab diplomatis ketika disimggung dirinya menyebut Akhyar dengan sebutan wali kota.

“Pltnya kan saya sebut, tapi dalam hati. Boleh kan,” sambungnya.

Dalam perspektif ideal, partai mendorong anggota dan kader untuk menduduki jabatan strategis. “Hanya saja, ini bukan pemilunya PDI Perjuangan, tapi pemilu rakyat. Rakyat sebagai hakim tertinggi. Untuk itu kami mendengarkan suara rakyat,” ucapnya.

Soal elektabilitas antara Akhyar dan Bobby, Hasto menyebutkan, hasil survey yang dilakukan hanya untuk konsumsi internal.
Selain itu, tidak menutup kemungkinan akan terbukanya peluang incumbent di Kota Medan untuk menjadi calon yang diusung oleh PDI P.

“Kalau dari hasil survei tentu saja, incumbent kan punya posisi politik untuk tampil di ruang-ruang publik. Tetapi partai mengambil keputusan atas dasar bagaimana komitmen terhadap masa depan. Bagaimana komitmen membumikan pancasila dan kepemimpinannya. Sehingga survey itu hanya menjadi salah satu alat,” ungkapnya.

Mengenai dukungan 21 PAC PDI P di Kota Medan yang mendukung Akhyar untuk menjadi calon Walikota Medan, Hasto mengaku suara tersebut akan didengarkan dan menjadi masukan.

“Tentu kami dengarkan. Tetapi setelah kami dengarkan, maka ketua umum yang memutuskan. Siapapun yang akan diputuskan oleh ketua umum, maka wajib bagi kita untuk mengikuti rekomendasi itu,” pungkasnya.

Akhyar Nasution ketika dimintai tanggapannya adanya sinyal PDI P terhadap pencalonannya, Akhyar belum mau berkomentar.

“Saya rasa enggak usah komentar dulu lah ya,” ungkapnya singlat. singkatnya. (reza sahab)