PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) membukukan pendapatan terbesar sepanjang sejarah perusahaan, yakni Rp25,15 trilun pada 2019.
PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) membukukan pendapatan terbesar sepanjang sejarah perusahaan, yakni Rp25,15 trilun pada 2019.

MEDAN, kaldera.id – PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) membukukan pendapatan terbesar sepanjang sejarah perusahaan, yakni Rp25,15 trilun pada 2019.Dalam laporan kinerja sepanjang 2019, pendapatan perusahaan tumbuh 9 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang didorong pendapatan layanan 15% YoY (year on year).

Peningkatan pendapatan layanan ini terutama ditopang dari layanan data yang meningkat sebesar 28% YoY. Secara total, kontribusi pendapatan layanan data terhadap pendapatan layanan XL Axiata juga semakin besar, mencapai 89%.

Untuk pencapaian pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA), perusahaan mencatatkan pencapaian tertinggi selama ini, Rp9,97 triliun, meningkat 17% YoY.

Hal ini didorong pertumbuhan pendapatan dan efisiensi melalui fokus perusahaan pada keunggulan operasional (operational excellence). Perusahaan juga membukukan laba bersih sebesar Rp713 miliar, dari tahun sebelumnya mengalami kerugian.

“Kami kembali mendapatakan laba pada tahun lalu, dan ini tertinggi sejak 2013. Kami yakin 2020 akan tumbuh lebih tinggi,” ungkap Direktur Finance PT XL Axiata, Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin, dalam acara Laporan Kinerja 2019 dan Outlook 2020 di Cyber 2 Tower,Rabu (12/2/2020).

Selama 2019, XL Axiata telah melakukan pembayaran atas pinjaman bank sebesar Rp950 miliar dan bonds, serta sukuk sejumlah Rp686 miliar melalui kas internal dan refinancing. Hingga 31 Desember 2019, perusahaan tidak memiliki pinjaman dalam mata uang US Dollar.

Strategi XL Axiata

Dijelaskan Adlan, keberhasilan XL Axiata sepanjang tahun lalu didukung tiga strateginya. Pertama adalah penguatan jaringan di Jawa dan luar Jawa.Anak usaha Axiata Group ini mengklaim melakukan penguatan jaringan data 4G yang berimbang antara Jawa dan luar Jawa. Selain itu, perusahaan meneruskan program fiberisasi untuk mempersiapkan infrastruktur teknologi 5G.

Strategi kedua yaitu konsisten dengan strategi dual brand menggunakan merek “XL” dan “Axis”. Keduanya disebut berhasil memenuhi kebutuhan segmen pasar yang berbeda.

Strategi ketiga adalah menjalankan program keunggulan operasional. Perusahaan memastikan belanja modal (capex) menghasilkan pengembalian modal dalam waktu tiga hingga empat tahun. Selain itu juga meneruskan program digitalisasi dan simplifikasi proses kerja di semua unit.”Berkat ini semua, kami tumbuh cukup cepat. Selain itu, upselling pelanggan dengan analisis dan strategi dua brand memberikan dampak positif kepada kami,” tutur Adlan.

Nilai Net Promoter Scores (NPS) XL dan Axis pada 2019 juga terus tumbuh, sehingga memperkuat posisi keduanya di masing-masing segmen. Keberhasilan dalam melakukan upselling membuat rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) blended meningkat 9% dari Rp 32.000 menjadi Rp 35.000.(f rozi)