MEDAN, kaldera.id- Marasalem Harahap alias Marsal tewas usai ditembak oleh orang tak dikenal (OTK) di dalam mobilnya sekitar 300 meter dari kediamannya di Nagori Karang Anyer, Simalungun. Keluarga korban menduga almarhum ditembak oleh orang yang sudah kenal dengan korban.
Kerabat korban, Rencana Siregar menceritakan penembakan itu diperkirakan terjadi sekitar pukul 23.50 WIB. Saat itu, korban usai pulang bertemu kawannya.
Saat itu korban mengendarai sendiri mobilnya. Dilokasi itu, korban berhenti dan membuka setengah kaca jendela mobilnya. Saat itulah, sebut Rencana, penembakan terjadi.
Rencana menduga, pelaku adalah orang yang sudah dikenal oleh korban. Pasalnya, ia menilai posisi korban yang membuka setengah kaca jendelanya menandakan korban sudah mengenal pelaku.
“Jadi penembakan itu sepertinya dia mengenal langsung karena tidak ada kerusakan sebelah kaca mobilnya. Almarhum juga membuka setengah kaca mobilnya,” kata Rencana di RS Bhayangkara TK II Medan, Sabtu (19/6/2021).
Lebih lanjut diceritakan Rencana, warga juga sempat mendengar satu kali suara tembakan saat kejadian. Saat itu, warga juga mendengar bunyi alarm mobil korban. Mendengar itu, warga langsung keluar dan memberikan pertolongan kepada korban lalu membawa korban ke Rumah Sakit Vita Insani. Namun, naas korban meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.
“Ada satu kali bunyi tembakan senjata,” jelasnya.
Kakak korban Farida Isnara Harahap, meminta agar pelaku yang telah menembak adiknya hingga tewas itu segera ditangkap.
“Kalau keluarga supaya pelakunya cepat ditangkap. Itulah harapan kami dak diadili dengan se adil-adilnya,” sebut Farida sambil menitikkan air mata saat menunggu hasil autopsi jenazah almarhum.
Almarhum yang merupakan kelahiran tahun 1979 itu kata Farida, merupakan tulang punggung di keluarganya.
“Semua keperluan mamak dia yang menanggung setiap bulan. Istilahnya dia yang memiliki penghasilan lebih,” sebut Farida.
Farida mengatakan, korban meninggalkan satu orang istri dan dua orang anak. Anak pertama saat ini duduk di kelas 1 SMP sedangkan anak kedua duduk di kelas 3 SD. (finta rahyuni)