JAKARTA, kaldera.id- Anggota Komisi XI DPR RI Gus IrawanPasaribu meminta Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo untuk segera kembali ke Indonesia dan memimpin langsung operasi moneter. Permintaan itu disampaikan dalam rangka untuk menstabilkan rupiah yang beberapa hari belakangan ini terjadi pelemahan nilai rupiah terhadap dolar.
Bahkan, pada Senin 17 Oktober 2022 tercatat nilai rupiah di angka Rp15.640 per dolar AS. Karena itu, pemerintah pun diminta untuk mewaspadai melemahnya rupiah dalam beberapa pekan ke depan.
“Otoritas moneter harus berada di tanah air untuk memimpin langsung operasi moneter guna stabilkan nilai tukar rupiah. Karena kami dengar Gubernur Bank Indonesia sudah dua minggu meninggalkan tanah air,” kata Gus Irawan Pasaribu, Senin (17/10/2022).
Dia menegaskan pelemahan nilai tukar rupiah berpotensi menimbulkan biaya produksi sejumlah industri meningkat khususnya produk dengan bahan baku berasal komponen impor. Selain otoritas moneter, pemerintah, termasuk Kementerian Keuangan sebagai otoritas fiskal, juga diminta untuk memperhatikan dampak buruk yang bakal terjadi di Indonesia.
“Harusnya Gubernur BI ada di tanah air dengan kondisi seperti ini. Termasuk menyiapkan mitigasi risiko terhadap dampak pelemahan nilai tukar rupiah,” tandas Politisi Partai Gerindra ini. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memang kian melemah. Posisi rupiah ini bahkan sudah berada di level terlemah sejak 29 April 2022.
Bahkan pada Rabu 12 Oktober tahun ini, pada siang pukul 12.35 WIB, kurs rupiah spot melemah 0,14 persen ke Rp15.379 per dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tersebut bahkan beberapa pihak memperkirakan akan berlanjut hingga menyentuh Rp16.000 per dolar AS di tahun depan. (rel/arn)