Ads

Program “1 Tumbler 1 Pohon” Dimulai di SMAN 1 Dolok Masihul

redaksi
5 Mei 2025 19:58
3 menit membaca

SERDANGBEDAGAI, kaldera.id – SMAN 1 Dolok Masihul mulai melaksanakan program unggulan mereka yang berjudul “One Tumbler One Tree: Mitigasi Perubahan Iklim Melalui Botol Minum” sebagai bagian dari tahap kedua dalam lomba nasional Climate Change School Challenge Contest (CCSCC). Sekolah ini sebelumnya meraih nilai tertinggi secara nasional, yaitu 82,4.

Melalui program ini, siswa yang membawa bibit pohon dari rumah akan mendapatkan tumbler (botol minum) sebagai bentuk penghargaan. Kegiatan ini bertujuan mengurangi sampah plastik sekali pakai dan memperbanyak penanaman pohon sebagai cara untuk menurunkan kadar karbon di udara. Acara penukaran tumbler dan bibit pohon dilaksanakan pada Selasa, 5 Mei 2025 di halaman sekolah yang rindang.

Kepala Sekolah SMAN 1 Dolmas, Gundur Pulungan, M.Si, mengajak semua siswa aktif menjaga lingkungan dan mengurangi emisi karbon demi keberlanjutan hidup.

Program ini dijalankan oleh tim siswa yang terdiri dari Ermala Yasnita Silalahi (Ketua Tim), Deo Haikel Purba, Lestari Grace Marcia Butar-Butar, Jhon Fernandes Gultom, dan Fatih Al Zahran Rangkuti, dengan Bismi Amrina, S.Pd sebagai guru pembimbing.

Di sisi lain, SMAN 1 Serbajadi dari Pulau Tagor, juga pemenang CCSCC dari Serdang Bedagai, tengah menjalankan program mereka yang berjudul “Pertanian Vertikultur”. Mereka menanam berbagai sayuran seperti sawi, kangkung, terong, cabai, dan tomat di rak bertingkat, menggunakan pupuk kompos dan pestisida nabati untuk mengolah lahan sempit di sekitar sekolah.

Tim ini dibimbing oleh Sasmita Sitohang, S.Pd, M.Ak, dengan anggota tim: Zahra Farizka Nasution (Ketua), M. Anif Sugara, Meri Dwi Utari, Sumihar Mauli Tua Pardede, dan Dafa Syahreza Lubis.

Kedua sekolah tersebut memenangkan kontes CCSCC tingkat nasional dan masing-masing mendapatkan dana sebesar Rp5 juta untuk merealisasikan proyek lingkungan mereka. Kompetisi ini bertujuan mengurangi pemanasan global melalui aksi nyata di sekolah.

Ketua Panitia Nasional CCSCC, Kustiwa Adinata, menyatakan bahwa generasi muda seperti Gen Z dan Alfa akan menjadi kunci dalam transisi menuju emisi nol karbon pada 2060. Mereka diharapkan aktif menciptakan solusi inovatif untuk mengurangi gas rumah kaca dan mendukung ketahanan pangan.

CCSCC adalah bagian dari program Rural Youth Climate Action Movement (RYCAM) yang berlangsung hingga tahun 2026. Program ini merupakan kerja sama antara NGO Indonesia dan lembaga internasional seperti The Centre for Rural Development (SLE) Humboldt University of Berlin, Jaringan Masyarakat Tani Indonesia (JAMTANI), dan didukung di wilayah barat Indonesia oleh Yayasan BITRA Indonesia.

Wakil Direktur BITRA Indonesia, Iswan Kaputra, menjelaskan bahwa pelaksanaan proyek oleh para siswa merupakan tahap kedua dari total empat tahap kontes. Nantinya, satu tim terbaik akan diundang ke konferensi tingkat nasional di Bali, yaitu Indonesia for Climate Change Youth Conference. Dari acara itu, dua pemuda akan dipilih mewakili Indonesia ke World Youth Climate Change Conference tahun 2026.(efri/red)