Ads

Hadi Suhendra: Belawan Bukan Anak Tiri Medan

redaksi
16 Jun 2025 15:21
Medan News 0 8
3 menit membaca

 

MEDAN, kaldera.id — Wakil Ketua DPRD Kota Medan, Hadi Suhendra, menegaskan komitmennya membela masyarakat Medan Utara, khususnya Belawan, yang selama ini dinilainya kerap dianaktirikan dalam pembangunan kota.

“Pendapatan warga ada yang nol rupiah per hari. Kadang hanya cukup untuk makan sepiring. Sudah miskin, tinggal di kawasan kumuh, perhatian pemerintah pun minim. Ini bukan cerita fiksi, ini kenyataan di depan mata kita,” ujar Hadi Suhendra kepada wartawan, Minggu (15/6/2025).

Sebagai legislator dari Dapil II yang meliputi wilayah Medan Utara, Hendra kerap vokal menyuarakan ketimpangan sosial, terutama soal lingkungan. Ia mengecam penimbunan mangrove di kawasan pesisir Belawan.

“Kalau sudah bicara lingkungan, saya tidak bisa diam. Tak ada negosiasi! Penimbunan mangrove bukan hanya merusak alam, tapi merampas masa depan anak cucu kita,” tegas politisi Partai Golkar itu.

Ia juga mengaku pernah ditawari kompensasi agar bungkam terhadap persoalan lingkungan tersebut.
“Ada yang datang dengan iming-iming. Saya tolak mentah-mentah. Jangan main-main dengan komitmen saya untuk masyarakat,” tegasnya.

Komitmen itu ia wujudkan melalui program nyata. Salah satunya adalah pengelolaan sampah berbasis komunitas yang akan digerakkan bersama organisasi kemasyarakatan seperti Pemuda Pancasila (PP) melalui Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) PP.

Program ini akan menjangkau hingga tingkat ranting guna membangun kesadaran lingkungan dari bawah.
Hendra juga menyoroti persoalan pendidikan dan pengangguran. Ia menilai banyak anak Belawan kesulitan menamatkan pendidikan hingga SMA karena kendala ekonomi.

“Syarat kerja sekarang minimal SMA. Tapi tamat SMA saja susah di Belawan. Maka saya dorong pemerintah bangun SD, SMP, hingga SMA/SMK gratis,” ucapnya.

Ia juga telah mengajukan permohonan kepada sejumlah BUMN dan Kementerian Perhubungan untuk membuka akses kerja bagi pemuda Belawan, khususnya di sektor buruh pelabuhan dan transportasi laut.
“Saya ingin ini selesai sebelum masa jabatan saya berakhir,” ujarnya.

Minimnya lapangan kerja membuat banyak warga Belawan merantau ke luar daerah, bahkan ke luar negeri.

“Banyak yang ke Batam, Jakarta, bahkan Kamboja. Saya ingin anak-anak Belawan bisa jadi raja di kampung sendiri, bukan di negeri orang,” katanya.

Selain itu, ia juga prihatin dengan tingginya angka tawuran antar-lorong yang berdampak pada pendidikan.

“Anak-anak takut ke sekolah karena sering tawuran. Ini harus dihentikan. Kalau dibiarkan, kita yang rugi,” ujarnya.

Meski konsisten membela rakyat, perjuangannya tidak selalu berjalan mulus. Ia mengaku sering mendapat serangan di media sosial, bahkan ancaman terhadap keluarganya.

“Kalau saya diancam, silakan. Tapi kalau menyentuh keluarga, saya tidak akan diam. Ini bukan sekadar jabatan, ini bentuk pengabdian,” tegasnya.

Hadi Suhendra menyerukan dukungan dari masyarakat dan para pemangku kepentingan atas langkah-langkah perubahan yang ia tempuh.

“Saya sadar, banyak yang tidak suka karena suara saya keras. Tapi saya tidak cari popularitas. Saya hanya ingin masyarakat Belawan punya harapan baru dan benar-benar merasakan perubahan,” pungkasnya. (Reza)