MEDAN, kaldera.id – Anggota DPRD Kota Medan dari Fraksi Partai Golkar, Dimas Sofani Lubis, mengungkapkan bahwa Kota Medan saat ini menyandang status Kejadian Luar Biasa (KLB) campak, dan menjadi daerah dengan jumlah kasus tertinggi di Sumatera Utara.
Dimas menyebutkan, berdasarkan data hingga 10 Juli 2025, terdapat 159 kasus campak di Kota Medan dari total 12 kabupaten/kota di Sumut yang juga menyandang status KLB. “Saat ini Kota Medan berstatus KLB campak. Kondisi ini harus menjadi perhatian serius bagi kita semua,” kata Dimas Sofani Lubis kepada wartawan, Senin (21/7/2025).
Ia menjelaskan, lonjakan kasus campak terutama disebabkan rendahnya cakupan imunisasi di tengah masyarakat. Banyak orang tua, menurutnya, tidak memberikan imunisasi lengkap kepada anak-anak, termasuk imunisasi campak. “Banyak anak-anak tidak mendapat imunisasi. Inilah yang menyebabkan angka campak melonjak tajam di Medan,” ungkap Dimas.
Sebagai langkah konkret, politisi muda dari Partai Golkar itu mengajak seluruh warga Kota Medan agar memastikan anak-anak mereka memperoleh imunisasi campak. Ia menegaskan bahwa imunisasi adalah langkah paling efektif untuk mencegah penularan. “Imunisasi adalah kunci utama untuk mengatasi KLB campak. Saya mengimbau seluruh masyarakat Medan agar segera membawa anak-anak mereka untuk divaksin campak,” ujarnya.
Tak hanya soal imunisasi campak, Dimas juga mengingatkan pentingnya pemberian seluruh jenis imunisasi dasar secara lengkap. “Jangan hanya fokus pada imunisasi campak. Lengkapi seluruh vaksinasi yang dibutuhkan anak demi kesehatan dan masa depan generasi kita,” tambahnya.
Dalam upaya pengendalian KLB, Dimas juga mendesak Dinas Kesehatan Kota Medan agar tidak pasif. Ia meminta agar Dinkes bersama seluruh UPT puskesmas bergerak proaktif menjemput bola ke masyarakat guna meningkatkan cakupan imunisasi. “Dinkes Medan harus aktif mendatangi warga. Tak bisa menunggu saja. Ini situasi darurat,” tegasnya.
Dimas juga mendorong Dinkes agar segera berkoordinasi dengan jajaran kecamatan dan kelurahan guna memetakan anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap. Selain itu, ia menekankan perlunya kampanye edukasi yang lebih masif tentang pentingnya imunisasi.
“Program posyandu harus digalakkan kembali. Jangan ada anak di Medan yang tertinggal imunisasi,” pungkas Dimas Sofani Lubis. (Reza)