Kampus Lockdown, 60 Persen Mahasiswa Pulang Kampung

Ilustrasi Pulang Kampung menaiki sepeda motor
Ilustrasi Pulang Kampung menaiki sepeda motor

JAKARTA, kaldera.id – Survei Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencatat 95 persen mahasiswa perguruan tinggi telah melakukan pendidikan jarak jauh (PJJ) atau belajar dari rumah daring atau online kala wabah virus corona Covid-19.

Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam mengatakan 60 persen mahasiswa pulang kampung ke daerah asal masing-masing dan melakukan belajar daring dari sana.

“60 persen di antara mereka pulang kampung jadi mereka melakukan pelajaran dari rumah. jadi ini positif pembelajaran daring bisa sampai Sabang ke Merauke,” ujar Nizam saat konferensi pers virtual di Dewan TIK Nasional, Kamis (9/4/2020).

Dalam survei ini, Kemendikbud melibatkan 237.163 mahasiswa sebagai responden. Kemendikbud juga mencatat perangkat yang digunakan oleh mahasiswa.

Nizam mengatakan 68 persen mahasiswa menggunakan ponsel saat mengikuti mata kuliah secara  daring. 14 persen memakai  notebook, 10 persen pakai laptop. dan ada sebagian kecil yang memakai tablet.

“Jadi ponsel adalah moda belajar daring yang paling banyak dipakai mahasiswa kita,” kata Nizam.

Lebih lanjut, Nizam mengatakan 60 persen responden mengatakan pembelajaran daring ini cukup efektif untuk penyampaian materi mata kuliah. Akan tetapi, sebagian besar responden mengatakan proses belajar-mengajar langsung dari kelas masih dianggap lebih baik.

“Jadi daring itu cukup efektif tapi ke depannya dibutuhkan pengembangan untuk belajar daring,” kata Nizam. Kemendikbud Minta Perguruan Tinggi Beri Bantuan Ke Masyarakat Tidak Mampu

Nizam mengatakan Kemendikbud meminta kepada perguruan tinggi untuk memberi bantuan kepada masyarakat yang tidak mampu agar bisa membeli paket data untuk belajar daring.

Sebab Nizam mencatat peningkatan pengeluaran mahasiswa untuk pulsa kala belajar daring untuk belajar daring.

“Kami juga mendorong perguruan tinggi untuk memberi bantuan kepada masyarakat yang tidak mampu,” tutur Nizam.

Nizam menjelaskan pengeluaran mahasiswa berada dalam rentang Rp10 ribu hingga Rp1 juta per bulan. Rata-rata pengeluaran tambahan mahasiswa mencapai Rp100 ribu per bulan.

“Jadi kami minta perguruan tinggi untuk bisa bantu mahasiswa yang membutuhkan,” ujar Nizam.(cnn/tim)