MEDAN, kaldera.id- Anggota DPR-RI dari Fraksi Gerindra Gus Irawan Pasaribu meminta ketegasan aparat penegak hukum agar segera bertindak untuk menertibkan aksi pukat harimau di perairan laut Muara Upu, Kecamatan Muara Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan.
“Pukat harimau tidak bisa ditolerir. Sangat merugikan nelayan kecil,” kata Gus Irawan, Kamis (10/6/2021), sekaligus menanggapi semakin brutalnya aksi pukat harimau pada lepas pantai Muara Upu.
Dalam waktu jangka panjang, pukat harimau menurut anggota Komisi XI DPR-RI asal daerah pemilihan (Dapil) Sumut 2 ini tidak saja merugikan nelayan, bahkan juga sangat merusak lingkungan atau biota laut.
“Karena pukat harimau memiliki daya rusak tinggi, merusak trumbu karang, palnkton dan juga menyapu bersih ikan-ikan kecil yang bukan target penangkapan,” jelas Gus. “Saya khawatir ada proses pembiaran. Sepertinya demikian. Soalnya jumlah pukat harimau semakin hari semakin merajalela (bertambah) jumlahnya,” tukasnya seraya meminta kondisi tersebut dimonitor terus.
Kapal-kapal pukat harimau bebas merajalela
Gus Irawan dengan tegas mengatakan apabila tidak ada tindakan juga dari aparat berwenang, Gus berjanji akan menyampaikan permasalahan ini ke aparat di Pusat.
“Tolong dimonitor terus bilamana tidak ada tindakan akan saya sampaikan ke aparat yang di Pusat,” katanya. Sementara Kepala Desa Muara Upu, Husnul Amir Harahap mengatakan dalam dua pekan belakangan ini kapal-kapal pukat harimau bebas merajalela “mencuri” hasil laut di lepas pantai Muara Upu, Tapsel.
“Parahnya hari ini Kamis (10/6) ada 23 unit pukat harimau merajalela pasang tarik jaring di Muara Upu. Pukat harimau menjauh ke tengah laut kala ke nelayan mau mendekat (melarang),” katanya.
Husnul menyebutkan , nelayan Muara Upu menyadari betul upaya menghalau keberadaan pukat harimau, soalnya hanya mengandalkan sampan kecil bermesin tempel tunggal.
“Hebatnya pada malam hari, kapal-kapal pukat harimau itu pasang jaring semakin sangat dekat ke pantai yang jaraknya hanya sekitar 0,5 hingga 1 mil. Lagi lagi tidak ada kekuatan mengusir mereka hanya sorak sorai dari pantai,” katanya.
Wirja Hasibuan,33, salah satu nelayan Muara Upu mengatakan baru dua hari ini melaut disebabkan beberapa pekan ombak besar. Pendapatannya berkurang hingga mencapai 40 – 50 persen dari biasanya.(finta rahyuni)