Laznas DPF Antar Hewan Kurban Hingga Daerah Terpencil di Sumut

Bertepatan dengan kurban Idul Adha 2021, Lembaga Amil Zakat Nasional Djalaluddin Pane Foundation (Laznas DPF) menyelenggarakan kurban di beberapa daerah yang nyaris tak melaksanakan kurban, mulai dari pulau hingga daerah-daerah terpencil di Sumatera Utara (Sumut).
Bertepatan dengan kurban Idul Adha 2021, Lembaga Amil Zakat Nasional Djalaluddin Pane Foundation (Laznas DPF) menyelenggarakan kurban di beberapa daerah yang nyaris tak melaksanakan kurban, mulai dari pulau hingga daerah-daerah terpencil di Sumatera Utara (Sumut).

MEDAN, kaldera.id- Bertepatan dengan kurban Idul Adha 2021, Lembaga Amil Zakat Nasional Djalaluddin Pane Foundation (Laznas DPF) menyelenggarakan kurban di beberapa daerah yang nyaris tak melaksanakan kurban, mulai dari pulau hingga daerah-daerah terpencil di Sumatera Utara (Sumut).

Ada 7 sapi, 1 kerbau, dan 17 kambing untuk 13 desa di 9 kab/kota yang disalurkan. Daerah tersebut dipilih Laznas DPF karena menyoroti desa terpencil yang jarang mendapatkan daging kurban dengan merata.

Beberapa diantara desa tersebut adalah Desa Mahala di Kabupaten Pakpak Bharat, Pulau Bais di Kabupaten Nias Selatan serta Desa Rura Aek Sopang di Kabupaten Humbang Hasundutan.

Penguatan peran DPF

Muhammad Irfan selaku penanggung jawab program kurban DPF menjelaskan, hadirnya Program Kurban Investasi Kebajikan merupakan upaya awal untuk penguatan peran DPF dibidang pemberdayaan. Serta, menjalin lebih banyak kebaikan untuk saudara muslim di daerah yang sangat sulit dijangkau.

“Ini upaya kami Laznas DPF untuk menyentuh saudara-saudara muslim kita yang beberapa kali pernah tak menyelenggarakan kurban, jadi kami Laznas DPF sebagai jembatan antara donatur dengan penerima manfaat berupaya semaksimal mungkin untuk bisa mewujudkan tema yang kami usung, kurban investasi kebajikan,” ucapnya, Kamis (29/7/2021).

Misalnya di Pulau Bais Kabupaten Nias Selatan, kata Irfan sudah bertahun-tahun sudah tidak lagi bisa merasakan daging kurban. Jika dari Bandara Lasondre Pulau Tello, dibutuhkan waktu sekitar 7 jam untuk sampai ke pulau ini menggunakan kapal nelayan.

“Alhamdulillah tahun ini mereka bisa menyaksikan pemotongan hewan kurban, kemudian mendapatkan dagingnya,” kata Irfan.

Abdi, tim penyalur kurban DPF turut mengungkapkan kerinduan masyarakat Pulau Bais untuk merasakan daging kurban karena kesanggupan ekonomi warga setempat yang tergolong menengah ke bawah.

“Di Pulai Bais jarang melakukan pemotongan hewan kurban kalau Idul Adha, karena akses dari kota ke Pulau Bais begitu jauh dan hanya menggunakan kapal nelayan. Begitu saya sampai sini, dan menyerahkan amanah kurban dari DPF, warga setempat sangat bergembira dan bersyukur karena tahun ini mereka dikasih kesempatan untuk menyaksikan langsung prosesi kurban dan tentunya bahagia mendapatkan daging kurban,” sebut Abdi.

Sama halnya dengan kurban di Dusun Tolping, Kabupaten Humbang Hasundutan. Juliandi selaku tim penyaluran kurban Laznas DPF yang menyalurkan 2 sapi ke Dusun Tolping mengatakan bahwa masyarakat Islam dusun Tolping sudah sepatutnya mendapatkan perhatian lebih karena jarang merasakan kemeriahan hari Idul Adha.

Pasalnya, dari total 50 KK yang memeluk agama Islam, hanya ada 1 ekor kambing untuk dikurbankan.

“Alhasil mereka berinisiatif membuat acara makan bersama dengan membawa nasi masing-masing dengan lauk 1 kambing tadi. kedepannya umat muslim yang bernasib seperti ini harus kita kasih perhatian lebih,” terang Juliandi.

Juliandi juga mengatakan bahwa kendala di Dusun Tolping ini adalah tidak adanya sumber air di masjid, sehingga para jemaah terpaksa mengambil wudhu dari rumah masing-masing untuk melakukan sholat Idul Adha.

“Ya disini kalau kemarau orang-orang pada ngambil wudhu di rumah, karena sumber air di masjid ini hanya mengharapkan air hujan. Jemaah menyambungkan talang ke bak kamar mandi untuk mendapatkan air sebagai sarana beribadah” jelasnya.

Terpisah, saat Laznas DPF berdiskusi dengan Wakil Bupati Pakpak Bharat Mutsyuhito Solin juga menyampaikan persoalan kekeringan yang juga menimpa masyarakat di Desa Kuta Delleng Pakpak Bharat karena sumber air terhambat.

Hal ini secara langsung akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat karena sebagian besar pencaharian masyarakat adalah berladang.

Muthsyuhito Solin, menyampaikan harapan besar kolaborasi dengan Laznas DPF terkait pemberdayaan masyarakat di Desa Kuta Delleng dan Desa Mahala Kabupaten Pakpak Bharat ini.

“Kolaborasi ini sangat dibutuhkan karena memang Pakpak Bharat tidak bisa berjalan membangun daerah ini sendirian. Terlebih memang 90 persen masyarakat Pakpak Bharat memenuhi kehidupan sehari- seharinya dengan berladang dan petani. Kami sadari penting sekali kolaborasi dalam membangun daerah ini,” kata Solin.

Hal ini sejalan dengan arah strategis posisi Laznas DPF dimana program yang monumental harus mampu melahirkan program-program lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh CEO Laznas DPF, Ardian Ramadani Pulungan.

“Sesuai dengan arah gerak lembaga ini yaitu menjadi Mata Air Kebajikan, Laznas DPF hadir untuk mengupayakan program-program yang kuat dan berkelanjutan,” sebut Ardian.

“Kita ingin memaksimalkan program- program pemberdayaan kedepan yang terukur. Harapan kita setidaknya mampu melahirkan pemberdayaan yang memandirikan mustahik atau mereka para dhuafa yang akan menjadi penerima manfaat,” sambungnya.

Terkahir, Muhammad Irfan mengatakan bahwa Program Kurban Investasi Kebajikan ini tentu hanyalah awal yang diniatkan sebagai penjalin kolaborasi, silaturrahmi, sekaligus melihat langsung kondisi masyarakat agar harapan mereka bisa lebih didengar. Kelak, melalui investasi yang telah ditanam melalui kurban ini, maka kebaikan dapat bersambung hingga masyarakat dapat terus berdaya secara mandiri. (finta rahyuni)