Potongan Video Beredar, Tokoh Pemuda Sumut Kecam Arena Jamdasu Ada Musik ala Dugem

Sebuah potongan video anggota Pramuka joget diiringin musik dunia gemerlap (dugem) menyebar di media sosial.
Sebuah potongan video anggota Pramuka joget diiringin musik dunia gemerlap (dugem) menyebar di media sosial.

 

MEDAN, kaldera.id – Sebuah potongan video anggota Pramuka joget diiringin musik dunia gemerlap (dugem) menyebar di media sosial. Video itu diduga mengambil tempat di Kegiatan Kemah Mabi dan Jambore Daerah Sumatera Utara 2022 yang digelar di Bumi Perkemahan Sibolangit Deli Serdang.

Yang membuat geger lantaran menampilkan suasana mirip tempat hiburan malam atau diskotik. Informasi yang dihimpun menyebut, acara tersebut berlangsung pada Selasa malam (19/7/2022) malam.

Dari video yang berdurasi belasan detik itu, memperlihatkan kehebohan ribuan Anggota Pramuka, diduga berjoget ria, diiringi musik dalam kondisi remang yang hanya diterangi beberapa lampu sorot yang terpasang di Lapangan Utama Kegiatan Jambore Daerah tahun 2022 itu.

Diduga, joget ala dugem di kegiatan pesta Penggalang tersebut digelar di malam terakhir di Kegiatan Kemah Mabi dan Jambore Daerah Sumatera Utara yang berlangsung pada tanggal 15-20 Juli 2022 yang diikuti ribuan Anggota Pramuka penggalang dari masing – masing Kwartir Cabang Se-Sumatera Utara dan banyak mendapatkan kecaman dari berbagai pihak.

Salah satu kecaman dilontarkan tokoh pemuda Sumut Rasdianto – mantan pengurus KNPI Sumut, sangat menyesalkan kegiatan joget ala dugem di dalam rangkaian kegiatan Jambore Daerah Gerakan Pramuka.

“Kegiatan musik dan joget ala dugem di dalam rangkaian kegiatan Jambore Daerah Sumatera Utara tersebut sangat mencoreng nilai nilai Kepramukaan di Sumatera Utara, bahkan di Indonesia. Hilang romantika gerakan Pramuka itu, hilang prinsip keapi – unggunan Pramuka itu. Pramuka itu kan alam, kenapa tidak dilakukan kegiatan yang lain. Kita tidak mendidik nilai nilai kepramukaan. Jangan lah terjebak dengan eforia, sehingga kita lupa dan tidak menunjukkan identitas kepramukaan kita, Kita punya nilai nilai kode etik di Pramuka dan ini yang membedakan dengan organisasi organisasi lainnya,” jelas Rasdianto.

Jambore Daerah atau Pesta Penggalang

Rasdianto juga mengatakan, seharusnya kegiatan Jambore Daerah atau Pesta Penggalang yang hanya bisa didapat 5 Tahun sekali ini dapat dilakukan dengan kegiatan yang menggambarkan nilai nilai pendidikan yang mengandung etika dan budi pekerti luhur.

“Semestinya Kegiatan Jambore Ini dilakukan dengan kegiatan yang menggambarkan nilai nilai Kepramukaan, apalagi kegiatan di malam terakhir kegiatan, kan masih banyak kegiatan yang lebih bermanfaat, tidak melakukan seperti di dunia diskotik berjoget ria seperti dugem,” kata Rasdianto.

Rasdianto mendesak Gubernur Sumut memangil pengurus Kwartir Daerah Pramuka Sumut dan memberi sanksi tegas kepada panitia atas tercorengnya citra Sumut akibat peristiwa pesta ala dugem di malam terakhir Jambore Daerah Sumut.(rel/red)