Gus Irawan: Pertumbuhan Ekonomi RI Butuh Suntikan Padat Modal

Anggota Komisi XI DPR RI Gus Irawan Pasaribu
Anggota Komisi XI DPR RI Gus Irawan Pasaribu

 

JAKARTA, kaldera.id- Merujuk pada laporan Bank Dunia, Vietnam berhasil menorehkan angka pertumbuhan mencapai 8 persen pada tahun 2022 lalu, sedangkan Indonesia tumbuh di angka 5,3 persen.

Anggota Komisi XI DPR RI Gus Irawan Pasaribu mengatakan kondisi ekonomi yang terjadi di Vietnam saat ini, persis dengan yang terjadi di Indonesia pada dekade 1980-1990an.

“Vietnam itu kalau dilihat dari industrinya misalnya sepatu sangat banyak. Di Indonesia sudah sangat jarang. (Industri) garmen juga pindah ke Vietnam. Kenapa? Karena mereka padat karya, Indonesia butuh padat modal. Infrastruktur di Vietnam sama dengan infrastruktur di Indonesia tahun 90an,” ujarnya di Jakarta, Jumat (18/8/2023).

Karena itu politisi Gerindra ini menilai jika pendapatan per kapita masyarakat Indonesia berhasil melewati 5.000 dolar AS di tahun 2024 maka sudah mencapai level yang sangat bagus.

Gus Irawan Pasaribu menambahkan bahwa pendapatan negara sempat mengalami penurunan ketika seluruh dunia mengalami konsolidasi kebijakan makro ekonomi di masa pandemi Covid-19.

Seluruh negara di Eropa dan Amerika, kata Gus Irawan Pasaribu, masih merasakan efek dari resesi global itu hingga kini.

“Indonesia sudah recovery sangat cepat. Indonesia karena banyak topangan konsumsi dalam negeri. Konsumsi belanja rumah tangga, di mana pendapatan masyarakatnya bagus dan mereka spending. Mereka membeli beras, sabun, minyak gula, itu ternyata memberikan dampak yang luar biasa. Motor ekonomi kita adalah konsumsi dalam negeri,” tutup legislator Sumut ini.

Dilansir dari situs resmi bank dunia, selain Vietnam beberapa negara ASEAN yang mencapai pertumbuhan PDB di atas 7 persen pada 2022 adalah Malaysia dan Filipina. Sedangkan Singapura hanya mengalami pertumbuhan sebesar 3,6 persen.