Shanmugaratnam jadi Presiden Singapura, dari Melayu ke Etnis India

Mantan Wakil Perdana Menteri Tharman Shanmugaratnam resmi menjadi Presiden Singapura usai memenangkan suara terbanyak dalam pilpres Jumat (1/9).
Mantan Wakil Perdana Menteri Tharman Shanmugaratnam resmi menjadi Presiden Singapura usai memenangkan suara terbanyak dalam pilpres Jumat (1/9).

MEDAN, kaldera.id – Mantan Wakil Perdana Menteri Tharman Shanmugaratnam resmi menjadi Presiden Singapura usai memenangkan suara terbanyak dalam pilpres Jumat (1/9).

Komisi Pemilihan Umum Singapura menyatakan ekonom berusia 66 tahun itu meraup 70,4 suara, mengalahkan telak dua rivalnya yakni mantan kepala investasi Government of Singapore Investment Corporation (GIC) Ng Kok Song dan eks kepala National Trade Union Congress (NTUC) Income Tan Kin Lian.

Ng Kok Song memperoleh 15,72 suara. Sementara Tan Kin Lian mengantongi 13,88 suara.

“Saya menyatakan Tuan Tharman Shanmugaratnam sebagai kandidat yang terpilih sebagai presiden Singapura,” kata petugas pemilu Tan Meng Dui, seperti diberitakan AFP, Jumat (1/9).

Dengan demikian, Shanmugaratnam kini menggantikan Presiden Halimah Yacob yang tak punya pesaing saat mencalonkan diri pada 2017. Ia juga jadi presiden perempuan pertama di Singapura.

“Saya yakin ini adalah mosi percaya di Singapura. Ini adalah mosi optimisme untuk masa depan di mana kita bisa maju bersama,” kata Shanmugaratnam dalam pidatonya sebelum hasil Pemilu diumumkan.

Siapa Tharman Shanmugaratnam?

Shanmugaratnam merupakan wakil PM Singapura periode 2011-2019. Ia sempat menduduki sejumlah jabatan menteri seperti Menteri Pendidikan pada 2003-2008 dan Menteri Keuangan pada 2007-2015.

Dia juga pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Kebijakan Sosial pada 2015-2023 dan Menteri Senior Singapura pada 2019-2023.

Sejak mulai kampanye beberapa bulan terakhir, Shanmugaratnam digadang-gadang menjadi capres yang paling banyak mendapatkan dukungan.

Dia banyak menerima dukungan karena pernah menjadi anggota Partai Aksi Rakyat (PAP), partai yang berkuasa di Negeri Singa, sebelum akhirnya mengundurkan diri demi nyalon sebagai presiden non-partisan.

Selama kampanye, independensi Shanmugaratnam dipertanyakan karena hubungan sebelumnya dengan pemerintah.

Dikutip dari BBC, Shanmugaratnam secara luas dipandang sebagai kandidat yang mendapat dukungan pemerintah.

Kendati dia bersikeras bakal bertindak secara independen, cuma sedikit warga yang percaya bahwa salah satu anggota paling loyal PAP itu bisa mewujudkannya.

Terlepas dari itu, Shanmugaratnam merupakan presiden keturunan India yang mendobrak pandangan publik di Singapura terkait ras minoritas.

Tepat sebelum kemenangan Shanmugaratnam, sejumlah rakyat Singapura ramai-ramai menegaskan ingin negara ini memiliki pemimpin Tiongkok. Kedua pesaing Shanmugaratnam sendiri sama-sama keturunan China.

Pemilu kali ini pun menjadi hasil amandemen konstitusi yang dirancang untuk memastikan etnis minoritas Singapura memiliki kesempatan untuk terwakili di tingkat presiden.

Beberapa etnis minoritas di Singapura yakni Melayu, India, dan Eurasia. Hampir 75 persen penduduk Negeri Singa merupakan etnis Tionghoa.

Selain berkancah di politik, Shanmugaratnam juga bermain di ranah ekonomi. Dia pernah menduduki posisi dewan tinggi di lembaga-lembaga global seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan International Monetary Fund (IMF). Dia bahkan pernah diperkirakan bakal memimpin IMF. (cnn)