Kelompok Cipayung Plus Sesalkan Aksi Kubur Foto Walikota Medan

Ilustrasi
Ilustrasi

 

MEDAN, kaldera id – Aksi demo yang dilakukan sekelompok mahasiswa di depan Kantor Walikota Medan beberapa hari lalu dengan mengubur foto Bobby Nasution dinilai tidak tepat.

Bahkan, aksi tersebut sangat disesalkan oleh kelompok mahasiswa yang dinamakan Cipayung Plus itu. Tindakan tersebut dianggap tidak terpelajar. Apalagi dilakukan kaum intelektual.

Ketua Presidium Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Medan, Sintong Sinaga secara tegas mengatakan dan menilai jika kinerja Bobby Nasution saat ini sangat progresif.

Hal ini, dilihat dari pembangunan infrastruktur yang dilakukan, terutama dalam upaya menangani banjir di Kota Medan.

“Di bawah kepemimpinan Bobby Nasution, Pemko Medan terus melakukan upaya dalam menangani banjir. Mulai dari perbaikan saluran drainase, membangun kolam retensi dan menjalin kolaborasi dengan TNI untuk menormalisasi Sungai Deli,” kata Sintong di Medan, kemarin.

Hal senada diungkapkan Ketua PC Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (HIKMAHBUDHI) Medan, Michael Johanes. Menurutnya, hal itu merupakan tindakan yang kurang terpuji.

Sebagai kelompok yang terdidik dan terpelajar, seharusnya tidak sampai melakukan aksi kurang etis tersebut. Apalagi saat ini sudah diberikan hak dan ruang kebebasan untuk menyampaikan pendapat.

“Alangkah eloknya bila penyampaian aspirasi itu dilakukan dalam koridor yang sepantasnya dan sepatutnya. Tidak perlu sampai ada aksi mengubur foto begitu,” ujar Michael.

Apresiasi atas kinerja dan kebijakan Bobby Nasution bahkan datang dari Ketua DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Medan Andreas Silalahi.

Terlebih, dalam upaya Bobby Nasution mengatasi persoalan banjir dengan melakukan kegiatan gotong royong pembersihan Sungai Deli sepanjang 34,5 km.

“ Hal ini tentu perlu. Selain untuk mengatasi persoalan banjir karena kita tahu bahwa salah satu aspek terhindarnya banjir adalah jika sungai yang menampung air memiliki arus atau aliran yang lancar. Sebab, selama ini terhambat oleh sampah,” bilang Andreas.

Apalagi, sambungnya, normalisasi sungai sebenarnya bukan berada dalam lingkup Pemko Medan melainkan di bawah Balai Wilayah Sungai (BWS).

Oleh karena itu, tidak sembarangan bagi Pemko Medan untuk menyentuh sungai.

“Kalau kita menganggap hari ini Kota Medan terlihat kumuh, itu artinya Pak Bobby Nasution sedang bekerja. Aapalgi, masa jabatannya terpotong karena adanya Pemilu 2024. Jadi, untuk mengejar pembangunan memang harus dikerjakan serentak sehingga selesai tepat waktu dan tidak ada yang tertunda,” pungkasnya.

Hal senada juga disampaikan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Medan melalui Ketua Umum IMM Akbar Muhadist.

Terutama terkait kinerja Bobby Nasution untuk mengatasi persolan banjir di Kota Medan lewat perbaikan drainase, normalisasi sungai dan penegakan Perda No.6/2015 yang akan diberlakukan usai normalisasi sungai dilakukan.

“Kita dukung penuh program yang dilakukan melalui kajian kuat tersebut. Terlebih, akan berdampai baik terhadap masyarakat Kota Medan. Kami menilai, Pak Wali Kota adalah pemimpin muda yang peduli dan serius dengan isu lingkungan,” terang Akbar.(red)