MEDAN, kaldera.id – PSMS Medan harus puas bermain imbang di laga penutup putaran pertama Liga 2 Grup I saat menjamu Sriwijaya FC di Stadion Teladan, Medan, Senin (23/10/2023). Kedudukan akhir 2-2.
Dalam laga tersebut, tim besutan Miftahudin Mukson unggul terlebih dahulu lewat pinalti Rahmad Hidayat di menit 16. Pinalti ini setelah pemain belakang Sriwijaya melakukan handsball di kotak telarang saat menghalau tendangan M Souza.
Keunggulan ini membuat permainan PSMS semakin meningkat. Tekanan demi tekanan terus dilakukan. Sayangnya, keasyikan menyerang membuat lini pertahanan mereka sedikit longgar.
Melalui skema serangan balik yang dilakukan tim berjuluk Laskar Wong Kito berhasil merubah kedudukan lewat sepakan pemain asingnya Chenco
Gyeltshen di menit 28 memanfaatkan umpan Habibi. Kedudukan imbang bertahan sampai turun minum.
Di babak kedua, Sriwijaya yang merubah pola main berhasil unggul menjadi 2-1 lewat serangan cepat. Kapten Kesebelasan Rifki berhasil menaklukkan kiper tuan rumah yang dikawal Dimas Galih.
Situasi ini membuat pemain PSMS sedikit frustasi dalam mengejar ketertinggalan. Rapatnya barisan pertahanan lawan membuat beberapa kali tekanan yang dilakukan dapat dimentahkan.
Ditarik keluarnya Kim Jin Sung di babak pertama akibat cidera lengan membuat lini tengah PSMS sedikit lemah. Upaya yang dilakukan pemain PSMS alhirnya membuahkan hasil. Masuknya Nico Malau akhirnya memecah kebuntuan.
Tepat di menit 77, Nico Malau berhasil melepaskan tembakan lemah namun mengarah ke sudut gawang lawan akhirnya menyamakan kedudukan menjadi 2-2.
Pelatih Sriwijaya FC, Yusuf Prasetyo mengaku tidak puas dengan hasil ini. Dirinya merasa kurang senang atas hasil itu. Permainan timnya sangat jelek.
Bahkan, ini adalah pemain jelek dilakukannya. Salah satu penyebabnya lapangan yang cukup jelek.
“Secara jujur saya kurang happy dengan hasil ini. Ini permainan kami yang paling jelek sepanjang kompetisi. Gol terakhir lawan itu tidak harus terjadi. Ini akan menjadi evaluasi kami ke depan,” ungkapnya seusai laga.
Diakuinya perubahan pola main yang dilakukannya dari 4-5-1 menjadi 5-3-2 memang sengaja dilakukan. Bahkan perubahan strategi sudah sengaja disiapkannya. Namun, akibat banyak pemain yang cidera akhirnya pola itu tidak berjalan maksimal.
“Kami kekurangan pemain akibat cidera. Mereka terpaksa keluar sebentar. Di situlah tercipta ruang jadinya. Sehingga gol balasan tercipta,” tambahnya.
Sementara itu, Kapten Kesebelasan Sriwijaya FC, Muhammad Rifki mengatakan, secara hasil para pemain merasa puas. Sebab, semua pemain sudah berusaha sekuat mungkin.
“Alasan saya tidak melakukan selebrasi karena saya menjaga perasaan tim lawan. Klub yang menjadi lawan kali adalah salah satu saya bermain sepak bola dan menjadi sekarang ini,” katanya.
Pelatih PSMS Medan, Miftahudin Mukson mengatakan, keluarnya Kim Jin Sung sedikit berpengaruh kepada permainan tim. Lini tengah menjadi sedikit kosong.
“Saya bertanggung jawab penuh atas hasil ini. Apapun itu, kami sudah berusaha semaksimal mungkin,” ungkapnya.
Dia juga mengaku, tidak ada masalah dengan pemain lini depan. Rapatnya pertahanan lawan membuat pemainnya kesulitan mendapatkan ruang tembak.
“Bisa dilihat tadi, kami terus coba dari sisi kiri dan kanan. Kami kesulitan mendapatkan peluang tembak. Walaupun kami coba, pasti akan mental dan takutnya membuat kami kecolongan. Kami belajar saat laga melawan PSPS Riau. Kami tidak mau itu terulang,” katanya.
“Beruntung masuknya Nico Malau bisa merubah permainan. Dia masuk di saat yang tepat dan bisa menjadi pembeda,” tambahnya.(red)