Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara menjadi menggelar Lokakarya Scientific Vision untuk menyusun dan mengembangkan visi ilmiah hingga ke tingkat mata kuliah, sesuai dengan panduan dari ASPIKOM (Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi) yang berlandaskan pendekatan kurikulum OBE (Outcome Based Education).
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara menjadi menggelar Lokakarya Scientific Vision untuk menyusun dan mengembangkan visi ilmiah hingga ke tingkat mata kuliah, sesuai dengan panduan dari ASPIKOM (Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi) yang berlandaskan pendekatan kurikulum OBE (Outcome Based Education).

 

MEDAN, kaldera.id – Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara menjadi menggelar Lokakarya Scientific Vision untuk menyusun dan mengembangkan visi ilmiah hingga ke tingkat mata kuliah, sesuai dengan panduan dari ASPIKOM (Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi) yang berlandaskan pendekatan kurikulum OBE (Outcome Based Education).

Dr. Nadra Ideyani Vita, M.Si, seorang dosen Universitas Medan Area (UMA) yang juga menjadi narasumber dalam lokakarya ini, menekankan pentingnya pendekatan OBE yang berfokus pada pencapaian hasil belajar (outcomes).

Menurut dia, kurikulum OBE dirancang tidak hanya mencakup teori dan pengetahuan, tetapi juga keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat. Pendekatan ini menuntut institusi pendidikan untuk memastikan lulusan memiliki kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja.

Diskusi dalam lokakarya yang juga menghadirkan narasumber lainnya yakni Dr. Maulana Andinata Dalimunthe, MA (Fisip USU), mencakup perkembangan mata kuliah di bidang Ilmu Komunikasi yang semakin beragam. Beberapa mata kuliah yang menjadi perhatian adalah Komunikasi Kesehatan, Komunikasi Bencana, Komunikasi Lingkungan, dan Komunikasi Publik. “Mata kuliah ini merupakan respons terhadap isu-isu global dan lokal yang semakin kompleks, serta kebutuhan akan komunikasi yang efektif dalam berbagai konteks,” kata Nadra.

Tampak hadir Dekan FIS UINSU Dr. Nursapia Harahap, MA, yang diwakili Wakil Dekan II Dr. Abdul Karim Batubara, MA, Ketua Prodi Ilmu Komunikasi FIS Yusniah, MA dan Sekretaris, Dr. Indira Fatra Deni Peranginangin, MA.

Para mahasiswa Ilmu Komunikasi diingatkan untuk mengintegrasikan wawasan terkait masa depan dalam studi mereka. Beberapa topik penting yang harus dipelajari meliputi media sosial, kecerdasan buatan (AI), OSINT (Open Source Intelligence), aktivisme digital, realitas virtual (VR) dan augmented reality (AR), serta interdisiplineritas. Dr. Nadra menekankan bahwa memahami dan menguasai teknologi serta pendekatan baru ini akan mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan dan peluang di dunia profesional.

Untuk menjadi profesional yang kompeten, mahasiswa Ilmu Komunikasi perlu menguasai beberapa kemampuan kunci. Di antaranya adalah pemikiran kritis/editorial ketika menerima respon dari AI, kemampuan untuk memberikan perintah maupun pertanyaan yang tepat kepada AI (prompting), serta pembelajaran berkelanjutan (continuous learning) agar terus dapat beradaptasi dan belajar terhadap segala kebaruan yang hadir. Dr. Nadra juga menambahkan bahwa kemampuan-kemampuan ini akan menjadi penentu keberhasilan mahasiswa di era digital yang terus berkembang.

Dalam lokakarya ini, dipaparkan juga perbandingan sistem pendidikan antara beberapa universitas. University of Southern California, misalnya, menganut sistem kebebasan belajar dengan kurikulum yang fleksibel: 12 unit untuk teori dan fondasi, 8 unit untuk metode praktik komunikasi, dan 24 unit untuk mata kuliah yang bebas dipilih oleh mahasiswa. Sementara itu, di Universitas Padjadjaran, mata kuliah wajib mendominasi dari total 144 SKS, dengan hanya 12-20 SKS mata kuliah pilihan. Hal ini menunjukkan perlunya penyeimbangan antara mata kuliah wajib dan pilihan untuk memberikan ruang bagi mahasiswa dalam mengeksplorasi minat dan bakat mereka.

Sementara, Wakil Dekan II FIS UINSU Dr. Abdul Karim mengatakan, Lokakarya ini menegaskan pentingnya bagi Program Studi Ilmu Komunikasi untuk mengadopsi pendekatan OBE dalam menyusun kurikulumnya. Selain itu, di tengah perkembangan tren dan teknologi, para mahasiswa juga harus dilengkapi dengan wawasan masa depan dan kemampuan yang relevan. (efri surbakti)