MEDAN, kaldera.id – Gus Irawan Pasaribu, calon Bulati Tapsel, mengatakan untuk memimpin Tapanuli Selatan kedepan harus punya kecerdasan dan netwroking (jaringan) ke pusat. Selain itu juga punya empati atau kemampuan untuk memahami perasaan masyarakat dan juga anggota atau staf yang dipimpin, demikian gambaran yang tercemin dari diskusi PPASN dengan Paslon BAGUSI.
Calon Bupati Tapanuli Selatan Gus Irawan Pasaribu dan Calon Wakil Bupati Jafar Syahbuddin Ritonga, hadir pada diskusi yang digelar Perhimpunan Purnabakti Aparatur Sipil Negara (PPASN) Pemkab Tapsel di resto Natama Hotel Padangsidimpuan, Selasa (10/9/2024).
Diskusi yang dihadiri 200 orang ini, bertujuan memberi saran dan masukan kepada Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Tapanuli Selatan. Dihadiri pensiunan ASN Pemkab Tapsel, Pimpinan Organisasi Petani yakni KTNA dan HKTI, pimpinan organisasi kepemudaan (OKP) seperti FKPPI, Pemuda Panca Marga, Pemuda Pancasila, Naposo Nauli Bulung Tapsel, dan organisasi kemasyarakatan (Ormas) lainnya.
Calon Bupati Tapsel Gus Irawan Pasaribu mengatakan, pencalonannya bersama Jafar Syahbuddin Ritonga ini mengusung visi “Tapsel yang maju dan berkarakter unggul, sehat, cerdas dan sejahtera menyongsong Indonesia emas 2045”.
Visi pasangan calon Gus dan Syahbuddin (BAGUSI) ini selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Tapanuli Selatan dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Propinsi Sumatera Utara serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
Kemudian visi ini diterjemahkan lewat misi yang terdiri dari lima keutamaan atau disebut Panca Cita. Pertama, perbaikan dan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, irigasi, sarana air bersih, perluasan listrik desa (PLN), dan jaringan telekomunikasi.
Dua, peningkatan pendapatan masyarakat. Karena mayoritas atau sekitar 75 persen masyarakat Tapsel adalah petani, maka Paslon BAGUSI mengutamakan sektor pertanian sebagai pendorong utama meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tiga, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, sehat dan cerdas. Antara lain dengan program pelatihan dan pendidikan keahlian (skill) masyarakat, memberikan beasiswa hingga jenjang perguruan tinggi, dan pelayanan kesehatan gratis, termasuk menggalakkan kegiatan sosial keagamaan.
Empat, reformasi birokrasi dan pelayanan publik. Hal ini sangat penting, karena berdasarkan survei yang dilakukan, tingkat kepuasan masyarakat atas pelayanan pemerintahan Tapsel saat ini sangat rendah.
“Pemimpin harus punya wisdom dan empati serta berintegritas. Tak cukup hanya dengan kecerdasan dan jaringan (networking) yang luas dalam memimpin Tapsel. Contohnya, kita sangat sedih melihat atlit paralayang Tapsel berangkat ke Pekan Olahrga Nasional (PON) hanya dilepas keluarga. Kemana pemerintah Tapsel ? Bukankah mereka itu putra putri kebanggaan kita,” sebut Gus.
Misi kelima adalah, perbaikan sarana prasarana lingkungan permukiman yang asri dan berkelanjutan. Sasarannya adalah pembangunan sanitasi atau MCK dan rumah layak huni atau bedah rumah.
“Program ini akan sangat berdampak signifikan bagi kesehatan, kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat Tapsel,” jelas Gus Irawan Pasaribu.
Sedangkan calon Wakil Bupati Tapsel Jafar Syahbuddin Ritonga menambahkan, dalam memimpin daerah sangat diperlukan keserasian dan kekompakan antara kepala daerah dengan wakil kepala daerah.
“Bagaimana agar kepemimpinan Tapsel bisa berhasil ? kunci utamanya adalah kebersamaan dan keserasian yang berkepanjangan dengan pak Gus,” tegas Jafar yang juga pemilik Pesantren Darul Mursyid (PDM) Tapsel.
Sebelumnya, Ketua PPASN Tapsel Marasaud Harahap melaporkan, kegiatan ini dalam rangka memberi sumbang saran kepada calon pemimpin Tapsel ke depan.
“Meski telah pensiun, kami masih ingin berkontribusi bagi kemajuan Tapsel di masa mendatang, yang merupakan tempat kami mengabdikan diri hingga bertahun-tahun lamanya,”. Karena faktanya, keberhasilan Tapsel walaupun belum sempurna secara keseluruhan, selama sepuluh tahun kami bersama Pak Syahrul membangun Tapsel, seperti memindahkan ibukota dari Sidimpuan ke Sipirok dengan membangun kantor Bupati yang terpusat dan terintegrasi, termasuk membangun infrastruktur di lima belas kecamatan serta membangun sosial kemasyarakatan, namun di tiga tahun terakhir ini terjadi perlambatan, ungkapnya.
Marasaud, mantan Kadis Pendidikan dan Asisten III Pemkab Tapsel berharap jika Gus dan Syahbuddin terpilih memimpin Tapsel nanti agar tetap kompak, sebagaimana dicerminkan Syahrul dengan Rapolo Siregar dan Syahrul dengan Aswin Siregar sebagai Bupati dan Wakil Bupati Tapsel ketika 10 tahun memimpin. “Kami nyaman bekerja dan didorong menumbuhkan kreativitas dan inovasi dalam menjalankan tugas,” katanya.
Ketua Pembina PPASN Tapsel, Syahrul M. Pasaribu, mengungkapkan keprihatinan melihat kondisi Tapsel saat ini. Akibat terjadinya perlambatan pembangunan dalam tiga tahun terakhir, banyak hasil pembangunan yang diwujudkan pemerintahan sebelumnya, saat ini rusak akibat terabaikan dan kurang perhatian.
Demikian juga capaian-capaian penting yang berdampak pada terdorongnya pembangunan yang lebih maju dan peningkatan kesejahtetaan rakyat. Seperti perolehan Instentif Fiskal dari pemerintah pusat ke daerah yang minim.
Belakangan ini ada penghargaan yang disebut Insentif Fiskal Kinerja Tahun Berjalan yang diprioritaskan untuk Kabupaten. Syahrul menyatakan sangat prihatin, karena dari empat kabupaten di Tabagsel, masing-masing daerah mendapat belasan miliar rupiah, hanya Tapsel yang sekitar Rp 6 miliar.
Saulian Sabbih, mantan Kepala Bappeda dan Asisten II Pemkab Tapsel, juga sedih melihat kondisi nyata Tapsel saat ini yang dibanyak sektor terjadi perlambatan. Contohnya peningkatan kesejahteraan rakyat yang antara lain diukur melalui kenaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Ditahun 2022 dan 2023 rangking IPM Tapsel sudah dibawah Kabupaten Paluta, padahal belasan tahun sebelumnya rangking Tapsel selalu diatas Paluta di 33 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara. Kedepan ia menilai “Tapsel Kembali Bangkit” sebagai jawaban paling tepat untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Ia juga menyinggung perkembangan Sipirok sebagai ibukota Tapsel, yang dalam tiga tahun terakhir ini seharusnya sudah dipacu pembangunannya, mengingat tahun 2020 pembangunan pusat Perkantoran Bupati sudah selesai 95 persen.
Kemudian persoalan pupuk yang sering langka, dan jikapun ada maka harganya sangat mahal. Saulian mencontohkan program subsidi pemerintah Jepang kepada petani, yang sukses meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP).
Amirsyam Rangkuti mantan Camat Sipirok, menyampaikan persoalan rusak beratnya infrastruktur jalan ditiga tahun belakangan ini. Seperti jalan Batu Jomba, koridor jalan utama Bungabondar Sipirok – Arse – SD.Hole sampai Kecamatan Aek Bilah. Juga keluhan-keluhan masyarakat di desa-desa pinggiran dan pedalaman Sipirok Narobi yang konsisten ia kunjungi sejak beberapa tahun ini.(LDS)