Ads

Ijeck Layak Kembali Pimpin Golkar Sumut

redaksi
2 Jun 2025 08:25
News Opini 0 93
3 menit membaca

oleh: Leriadi

BEBERAPA tahun lalu, saat Musda Golkar Sumut digelar, banyak yang meragukan kapasitas Musa Rajekshah—akrab disapa Ijeck—untuk memimpin partai beringin di Sumatera Utara. Namun sejarah mencatat hal yang berbeda: di bawah kepemimpinannya, Partai Golkar Sumut justru mencatatkan lonjakan prestasi yang signifikan.

Dari hanya 15 kursi pada Pemilu 2019, Golkar berhasil meraih 22 kursi DPRD Sumut pada Pemilu 2024. Tak hanya itu, Ijeck juga sukses menyalip dominasi PDIP di Sumut dan menjadi peraih suara tertinggi untuk DPR RI di dapil Sumut. Ini bukan sekadar kemenangan politik, tetapi bukti nyata kepemimpinan yang berhasil dan diterima rakyat.

Ijeck bukan hanya aktif secara politik, tapi juga menunjukkan kepedulian sosial dan spiritual. Dengan tetap menjaga hubungan dengan Allah SWT (hablum minallah) dan sesama manusia (hablum minannas), ia membangun puluhan masjid dan beberapa gereja sebagai simbol kerukunan antarumat beragama. Misi membangun 99 masjid warisan ayahandanya terus ia lanjutkan. Hingga kini, sudah berdiri 60 masjid, bukti komitmen dan kerja nyata untuk masyarakat Sumut.

Saat dinamika politik menjelang Pilgub Sumut 2024 bergulir, Ijeck sebenarnya memiliki peluang besar untuk maju sebagai calon gubernur. Tapi, demi patuh pada arahan DPP Partai Golkar, ia memilih mundur secara ksatria. Sebuah sikap legowo dan loyal yang langka di tengah kerasnya dunia politik.

Tidak berhenti di situ. Dalam Munaslub Partai Golkar 2024, Ijeck bahkan tampil sebagai pimpinan sidang, menunjukkan kepercayaan DPP terhadap kapasitas dan integritasnya. Ia pun secara cepat mendukung Bahlil Lahadalia sebagai Ketum Golkar tanpa banyak pertimbangan pribadi—murni demi soliditas partai.

Ijeck sejatinya bisa saja memilih posisi strategis di DPP, tetapi ia lebih memilih tetap mengawal Golkar di Sumatera Utara. Baginya, membesarkan partai di daerah adalah panggilan perjuangan, bukan sekadar jabatan.

Tentu saja, dinamika tetap terjadi. Penunjukan Ketua DPRD Sumut pasca-Pileg menjadi salah satu ujian. Namun sekali lagi, Ijeck menunjukan kedewasaannya dengan tetap patuh terhadap keputusan DPP, meski sebenarnya, secara politik dan capaian, ia sangat layak menentukan arah kepemimpinan legislatif di daerahnya.

Kini, menjelang Musda Partai Golkar Sumut yang akan datang, pertanyaannya sederhana: jika prestasi, loyalitas, dan dedikasi adalah tolok ukur kepemimpinan partai, maka siapa yang lebih pantas dari Ijeck untuk kembali memimpin Golkar Sumut?

Kemenangan Golkar di Pemilu 2024, target 60% kemenangan Pilkada se-Sumut, dan peluang merebut kembali kursi Gubernur pada 2029, semua memerlukan pemimpin daerah yang kuat, terbukti, dan diterima semua kalangan. Ijeck sudah membuktikannya.

Partai Golkar adalah partai besar yang menjunjung tinggi prestasi dan kaderisasi yang sehat. Kami berharap, DPP Partai Golkar tetap menilai secara objektif, agar kemenangan yang telah diraih dapat terus dijaga dan ditingkatkan.

Ijeck bukan hanya simbol kekuatan politik, tetapi juga teladan bagi kader muda Golkar di seluruh Indonesia. Ijeck terus berkarya, Golkar terus jaya. Suara rakyat, suara Golkar!

*)Mahasiswa Ilmu Politik Pascasarjana UNAS Jakarta / Politisi Partai Golkar