Wabah Corona, Agen Travel Siap PHK Karyawan
Wabah Corona, Agen Travel Siap PHK Karyawan

JAKARTA, kaldera.id – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Pauline Suharno menyebut penyebaran wabah virus corona telah berdampak ke sektor pariwisata. Dan kalau masalah tersebut tak segera teratasi, pihaknya sudah berancang-ancang untuk memutuskan hubungan kerja (PHK) karyawan.

Kemungkinan tersebut dibukanya karena sejak akhir Januari 2020, Astindo mencatat penjualan turun sampai dengan 80 persen. Aktivitas penjualan di travel agent atau agen perjalanan semakin parah pada Februari ini. Pasalnya, nyaris tidak ada penjualan yang berhasil dilakukan.

“Sebulan terakhir (akhir) Januari sampai Februari aktivitas penjualan di travel agent nyaris tidak ada. Travel agent sudah mulai menerapkan unpaid leave (cuti tidak dibayar) dan akan mempertimbangkan PHK,” jelasnya kepada CNNIndonesia, Selasa (3/3/2020).

Dia mengakui untuk memacu sektor pariwisata agar tak terdampak virus corona, pemerintah sudah menebar insentif, salah satunya diskon pajak bagi pengelola hotel dan restoran. Tapi, ia menyebut insentif tidak efektif.

Insentif berbentuk diskon harga tiket pesawat hingga 50 persen kepada 25 persen penumpang per pesawat dinilai hanya menyentuh permukaan permasalahan. Menurutnya insentif tersebut menyasar ke pemasaran.

Padahal yang diharapkan adalah kebijakan untuk meringankan beban pengusaha pariwisata. Jika terus melarut, dia khawatir beban biaya operasional seperti gaji karyawan, sewa kantor, bunga bank, tarif telepon dan beban lainnya akan mematikan pelaku bisnis pariwisata.

Penetapan harga tiket pesawat murah untuk penerbangan ke 10 destinasi pilihan juga dinilai Pauline tidak menjawab alasan masyarakat tak berlibur. Selain bukan dalam periode liburan, kekhawatiran akan masuknya virus corona ke Indonesia mengurungkan niat wisatawan lokal.

Virus Corona Berdampak Pada Agen Travel

“Insentif pemerintah untuk marketing, sedangkan sekarang ini harga seberapa murah pun belum bisa membangkitkan minat orang berpergian, apalagi dengan adanya wabah Covid-19 di Jakarta,” katanya.

Lebih lanjut, dia menyarankan pemerintah untuk mencontoh Singapura, Malaysia, dan Hongkong yang memberlakukan penurunan bunga kredit bank, tarif dasar listrik, kemudahan pinjaman modal untuk UKM, dan potongan biaya sewa kantor untuk industri pariwisata.

Di kesempatan terpisah, Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Budijanto Ardiansjah meminta pemerintah untuk transparan dalam penanganan 2 WNI yang terinfeksi virus corona. Transparansi diperlukan demi meredakan kekhawatiran masyarakat.

Budi menilai jika pemerintah tak berhasil menarik kepercayaan wisatawan lokal, insentif yang digelontorkan akan sia-sia.

“Harapan terakhir kami (wisatawan domestik), kalau misalnya itu (langkah penanganan) tidak juga dilaksanakan dengan baik ya sudah, gawat juga. Langkah pemerintah harus jelas sehingga insentif yang digelontorkan tidak sia-sia,” katanya.

Dihubungi CNNIndonesia.com, salah satu perusahaan pemesanan tiket dan penginapan daring, Pegipegi, mengkonfirmasi pembelian tiket pesawat ke 10 destinasi tujuan naik sejak pemerintah memberlakukan diskon tiket pesawat.

Tercatat sejak diberlakukan pada 1 Maret hingga 2 Maret 2020 terjadi kenaikan pembelian sebesar 20 persen jika dibandingkan dengan periode minggu sebelumnya

Detinasi yang mengalami lonjakan adalah Malang sebesar 93 persen, Medan 80 persen, dan Labuan Bajo di kisaran 25 persen.

Sebelumnya pemerintah menyatakan akan menggelontorkan insentif sebesar Rp443,39 miliar untuk diskon 30 persen tiket pesawat ke 10 destinasi wisata. Insentif itu berlaku untuk periode Maret hingga Mei 2020 untuk 25 persen penumpang per pesawat.

Namun kebijakan ini menuai kritik. Di media sosial, pemerintah dianggap tak sigap dengan kondisi persebaran virus corona. Alih-alih menyampaikan pencegahan pemerintah dianggap lebih fokus mencari keuntungan di tengah maraknya virus tersebut.(wel/agt/cnn/finta rahyuni)