Ulos merupakan karya warisan budaya dari masyarakat suku Batak yang berasal dari daerah Sumatera Utara (Sumut). Ada banyak makna dan simbol ulos dalam ada istiadat Batak.
Ulos merupakan karya warisan budaya dari masyarakat suku Batak yang berasal dari daerah Sumatera Utara (Sumut). Ada banyak makna dan simbol ulos dalam ada istiadat Batak.

 

MEDAN, kaldera.id – Ulos merupakan karya warisan budaya dari masyarakat suku Batak yang berasal dari daerah Sumatera Utara (Sumut). Ada banyak makna dan simbol ulos dalam ada istiadat Batak.

Dilansir dari laman resmi KWRIU Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Ulos merupakan salah satu karya Batak di peradaban tertua Asia yang sudah ada sejak 4.000 tahun lalu. Bahkan, ulos telah ada sejak bangsa Eropa mengenal tekstil.

Sampai saat ini, ulos juga selalu digunakan orang Batak dalam upacara adat, pernikahan hingga kematian. Uniknya, bagi masyarakat batak di kawasan Danau Toba, ulos dijadikan simbol adat yang mengandung nilai sakral dan tradisinya masih dijaga hingga kini.

Makna dan Sejarah Ulos

Menurut sejarahnya, ulos secara harifiah artinya selimut. Sesuai dengan nenek moyang suku Batak yang dulunya adalah orang gunung. Sehingga mereka memerlukan ulos sebagai penghangat tubuh yang nyaman dan mudah digunakan.

Terdapat pula tiga simbol yang diyakini nenek moyang orang Batak yang mengandung makna kehidupan seorang manusia, yakni darah, nafas dan kehangatan. Sehingga kehangatan termasuk salah satunya.

Maka asal kehangatan pada simbol tersebut adalah Matahari, Api dan Ulos. Diantara pilihan tersebut, ulos menjadi pilihan penghangat yang paling praktis karena bisa dipakai dimanapun dan kapanpun.

Ulos memiliki nilai budaya yang tinggi di tengah masyarakat Batak, terbukti dari ulos yang selalu hadir di kegiatan adat Batak seperti upacara pernikahan, kelahiran, dan dukacita. Bahkan muncul istilah dalam penggunaan ulos yakni mangulosi.

Tradisi mangulosi adalah kegiatan adat Batak, dimana terjadi proses mengalungkan kain ulos ke pundak orang lain. Merunut sejarahnya, mangulosi mengandung makna yang memberi perlindungan dari segala gangguan

Jenis-jenis Ulos

Terdapat berbagai macam jenis Ulos Batak yang dipakai dengan makna dan penggunaannya yang berbeda dalam kegiatan adat, seperti dilansir dari laman resmi Universitas Stekom. Berikut jenisnya:

1. Ulos Antakantak
Ulos Antakantak adalah ulos berbentuk selendang yang dipakai saat melayat orang yang meninggal. Biasanya ulos tersebut dipakai orang tua yang dipakai saat acara manortor atau menari.

2. Ulos Bintang Maratur
Ulos Bintang Maratur adalah ulos yang sering digunakan atau diberikan dalam acara kegiatan Batak Toba. Seperti diberikan kepada anak yang punya rumah baru, sehingga memiliki makna penghargaan atau prestasi karena masuk rumah baru.

3. Ulos Bolean
Ulos Bolean adalah ulos yang dipakai sebagai selendang sebagai pelengkap baju adat. Biasanya, ulos ini digunakan pada saat acara acara berduka akan kematian atau musibah yang melanda.

4. Ulos Mangiring
Ulos Mangiring adalah ulos yang biasanya diberikan kepada anak cucu yang baru lahir, terutama anak pertama. Dipakai sebagai simbol harapan agar anak yang yang baru lahir diberkahi kelahiran anak selanjutnya.

5. Ulos Pinuncaan
Ulos pinuncaan adalah ulos yang ditenun menjadi lima bagian dan disatukan kembali dengan rapi hingga membentuk ulos. Ulos ini biasanya menjadi Ulos Passamot yang dipakaikan orang tua pengantin wanita ke orang tua pengantin pria saat perkawinan atau upacara adat.

6. Ulos Ragi Hotang
Ulos Ragi Hotang atau biasa disebut sebagai Ulos Hela/ mandar Hela karena sering diberikan kepada sepasang pengantin yang melakukan pesta adat. Pemberian ulos Hela(Menantu) artinya orang tua perempuan sudah setuju putrinya menjadi istri sah sang mempelai pria.

7. Ulos Sibolang Rasta Pamontari
Ulos Sibolang adalah ulos yang dipakai saat berduka cita, sehingga biasanya dipakai sebagai Ulos Saput (orang yang meninggal namun belum punya cucu). Menjadikan ulos ini simbol turut berduka cita dari keluarga dekat yang meninggal.

8. Ulos Si Bunga Umbasang dan Ulos Simpar
Jenis ulos yang ini adalah ulos yang biasanya dipakai para ibu-ibu saat mengikut kegiatan adat yang kehadirannya biasanya disebut Panoropi. Panoropi adalah orang yang hanya hadir dalam rangka meramaikan atau undangan biasa.

9. Ulos Suri-suri Ganjang
Ulos Suri-suri ganjang adalah ulos yang dipakai sebagai selendang saat margondang/manortor yang digunakan orang tua pihak istri saat pernikahan. Dengan makna memberikan berkat kepada borunya(anak perempuan), sehingga sering disebut Ulos gabegabe(berkat).

10. Ulos Simarinjam Sisi
Ulos Simarinjam sisi adalah Ulos yang disandang bersamaan dengan Ulos Pinunga dalam perlengkapan adat batak sebagai Panjoloani (Pendahulu di depan). Jadinya yang memakai ulos ini selalu menjadi orang yang di depan saat acara adat.

Perkembangan Ulos Masa Kini

Pada mulanya, ulos digunakan dalam bentuk selendang atau sarung saja dalam acara resmi atau upacara adat Batak. Namun kini motif ulos sering kita jumpai dalam bentuk produk suvenir seperti pada sarung bantal, ikat pinggang, pakaian, tas, dasi, dompet dan ikat kepala.

Dalam perkembangannya, ulos juga tidak diberikan pada Suku Batak saja, namun bisa kepada orang non-Batak. Karena bisa digunakan sebagai makna jimat(tondi) atau berkat yang dipercaya bisa melindungi pengguna dari hal-hal jahat.

Sebagai catatan pula, kain ulos bisa detikers temui di berbagai suku Batak, mulai dari Toba, Karo, Mandailing, Simalungun, Pakpak dan Angkola. Jadi tidak heran, ulos juga sering menjadi pusaka warisan turun-temurun orang suku Batak. (detik)