Anggota Komisi XI DPR RI Gus Irawan Pasaribu meluruskan pernyataan Bupati Tapanuli Selatan Dolly Pasaribu yang salah mengutip data pertumbuhan ekonomi nasional yang membandingkannya dengan pertumbuhan di Tapsel.
Anggota Komisi XI DPR RI Gus Irawan Pasaribu meluruskan pernyataan Bupati Tapanuli Selatan Dolly Pasaribu yang salah mengutip data pertumbuhan ekonomi nasional yang membandingkannya dengan pertumbuhan di Tapsel.

 

JAKARTA, kaldera.id –  Anggota Komisi XI DPR RI Gus Irawan Pasaribu meluruskan pernyataan Bupati Tapanuli Selatan Dolly Pasaribu yang salah mengutip data pertumbuhan ekonomi nasional yang membandingkannya dengan pertumbuhan di Tapsel.

Dalam situs berita online yang mengutip pendapat Dolly Pasaribu sebagai bupati Tapsel membanggakan pencapaian pertumbuhan daerah tersebut karena angkanya mencapai 5,1 persen di atas pertumbuhan nasional yang 4,8 persen tahun 2023.

Gus Irawan Pasaribu, dari Fraksi Gerindra, yang sedang rapat dengan Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, langsung mengirimkan tangkapan layar terkait data dimaksud. “Saya tidak bermaksud apa-apa hanya meluruskan saja. Angka pertumbuhan nasinal adalah 5,05 persen bukan 4,8 persen di 2023. Urgensinya adalah jika ucapan itu disampaikan saat doorstop tentu keseleo lidah tak masalah. Tapi sebagai pejabat harusnya memahami angka dan tahu pentingnya data,” kata dia.

“Ini kami sedang melakukan evaluasi kinerja keuangan pemerintah 2023. Lalu ditampilkanlah pertumbuhan ekonomi nasional. Di saat yang sama saya kemudian dikirim link berita dan ditanya wartawan bagaimana pendapat saya. Ya harus saya sampaikan bahwa data yang diucapkan Bupati Tapsel itu salah,” ujarnya.

Sebenarnya, kata Gus Irawan, publikasi data dari Bupati Tasel itu sebenarnya media setting. “Itu datanya sudah disiapakan dan seharusnya tidak boleh salah. Saya sebenarnya merasa agak berat menanggapi ini tapi nanti seolah-olah kita membiarkan opini yang keliru berkembang di Tapsel. Jadi harus diluruskan,” tuturnya.

Menurut dia, data pertumbuhan yang diklaim oleh Bupati Tapsel itu pun biasa saja. Tidak ada prestasi luar biasa dari capaian pertumbuhan 5,1 persen karena angka pertumbuhan itu auto pilot. “Tidak ada program Pemdapun sebenarnya kalau angka sebesar itu bisa dicapai Tapsel. Karena konsumsi masyarakat, kegiatan dunia usaha, dan lain-lain itu berkontribusi terhadap pertumbuhan,” jelasnya.

Dia malah mengcounter yang seharusnya ditunjukkan adalah laju pertumbuhannya sebelum pandemi dan setelah pandemi. Gus Irawan Pasaribu mengungkapkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah melampaui kondisi sebelum krisis. Sementara laju pertumbuhan ekonomi di Tapsel yang 2019 berada di angka 5,23 persen ternyata hingga 2023 masih berada di angka 5,1 persen. “Nah angka nasional lajunya lebih cepat karena sudah melampaui sebelum pandemi. Coba di Tapsel bagaimana, lanjunya melambat di tiga tahun terakhir. Ini yang menurut saya Jangan menggunakan data untuk media setting harus diungkap kondisi riilnya,” kata dia.

“Sekali lagi saya sebetulnya tidak mau mengomentari ini terlalu dalam karena kalau kita bedah data akan kelihatan apa yang terjadi di Tapsel. “Berat bagi saya menanggapi ini karena juga menjadi kegagalan saya sebagai senior tidak bisa mendidik junior. Tapi daripada ada persepsi yang keliru di tengah masyarakat maksud saya hanya meluruskan saja dulu angka pertumbuhan itu,” jelasnya.