Tim peneliti dari Indonesia Tobacco Control Research Network (ITCRN) menggelar seminar kesehatan dan diskusi publik bertajuk
Tim peneliti dari Indonesia Tobacco Control Research Network (ITCRN) menggelar seminar kesehatan dan diskusi publik bertajuk "Iklan Rokok dan Perilaku Merokok Generasi Z".

 

MEDAN, kaldera.id – Tim peneliti dari Indonesia Tobacco Control Research Network (ITCRN) menggelar seminar kesehatan dan diskusi publik bertajuk “Iklan Rokok dan Perilaku Merokok Generasi Z”.

Dalam siaran pers yang diterima, Senin (30/12/2024), acara ini diselenggarakan di Aula Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (FKM UINSU) Tuntungan, Medan, dan dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, aktivis kesehatan, yang hadir secara offline dan online melalui platform zoom.

Seperti diketahui bahwa Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan prevalensi perokok tertinggi di dunia. Fenomena ini semakin mengkhawatirkan dengan meningkatnya jumlah perokok di kalangan generasi muda, khususnya Generasi Z (Gen Z). Data terbaru menunjukkan bahwa iklan rokok di berbagai media sosial dan platform digital memiliki pengaruh signifikan dalam membentuk perilaku merokok di kalangan remaja.

Oleh karena itu, seminar ini bertujuan untuk mengetahui dampak iklan rokok terhadap perilaku merokok, menyajikan hasil penelitian terbaru dari ITCRN mengenai perilaku merokok di kalangan remaja, terutama rokok elektronik.

Seminar tersebut dimulai pukul 09.00 WIB dengan sambutan dari Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, Prof. Dr. Hj. Nurhayati, M.Ag. Rektor UINSU Medan turut memotivasi mahasiswa menjadi agen perubahan perilaku merokok di era Gen Z.

Dekan FKM UINSU, Prof. Dr. Mesiono, S.Ag., M.Pd diwakili oleh Wakil Dekan I, Dr. Hasrat Effendi S, MA, juga memberikan kata sambutan yang menekankan pentingnya keterlibatan akademisi dan mahasiswa dalam menyuarakan isu-isu kesehatan yang berkaitan dengan generasi muda.

Sesi pertama diisi dengan pemaparan narasumber yaitu Dr. Abdillah Ahsan, SE., M.SE yang merupakan peneliti senior sekaligus koordinator ITCRN dari FEBS UI. Beliau memaparkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 yang mengatur pengendalian produk tembakau dan rokok elektronik. Beliau juga mengatakan bahwa perilaku merokok menduduki peringkat ketiga sebagai faktor risiko penyakit tidak menular di Indonesia.

Pengembangan KTR

Di akhir sesi, beliau juga menerangkan tentang strategi penegakan PP No 28 Tahun 2024 melalui penguatan regulasi, pengembangan program Kawasan Tanpa Rokok (KTR), melakukan kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, advokasi kepada pemerintah daerah, koordinasi antara K/L, sinergitas dengan organisasi non pemerintah dan kolaborasi internasional.

Sesi berikutnya dipaparkan oleh Dosen FKM UINSU, Rani Suraya, M.K.M. yang merupakan anggota TIM ITCRN 2024. Dalam paparannya, beliau menyajikan data bahwa 27% remaja merupakan perokok konvensional dan sebesar 16,6% menjadi perokok elektronik. Rokok konvensional dan rokok elektronik sama-sama membahayakan kesehatan remaja.

Hasil penelitian juga menyebutkan paparan iklan rokok di media sosial seperti instagram, twitter, facebook mempengaruhi perilaku merokok remaja. Beliau juga menekankan pentingnya peran serta mahasiswa dalam kampanye rokok untuk memberikan kesadaran tentang bahaya rokok bagi masa depan bangsa. Dalam narasinya, beliau mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan regulasi yang lebih ketat dan pengawasan yang intensif untuk memastikan iklan rokok tidak dapat diakses dengan mudah oleh anak-anak dan remaja.

Sesi ketiga disampaikan oleh mahasiswi, Sakinah Harahap, sebagai sosok yang Peduli Bahaya Rokok. Ia menyampaikan influencer memiliki peran yang signifikan dalam membentuk perilaku merokok, terutama di kalangan remaja dan anak muda. Seminar ini ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif yang berlangsung hingga pukul 12.00 WIB.

Para peserta menunjukkan antusias yang tinggi dengan mengajukan berbagai pertanyaan kritis terkait peran pemerintah, keluarga, sekolah dan kampus dalam mencegah perilaku merokok di kalangan remaja. Melalui seminar ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam menekan angka perokok muda di Indonesia serta mendorong terciptanya lingkungan yang lebih sehat bagi generasi mendatang. (efri surbakti/red)