Tim SAR Gabungan saat melakukan pencarian mahasiswa USU korban banjir bandang Sungai Lau Tuntungan.
Tim SAR Gabungan saat melakukan pencarian mahasiswa USU korban banjir bandang Sungai Lau Tuntungan.

MEDAN, kaldera.id – Tim SAR Gabungan menemukan satu mahasiswa USU, korban banjir bandang di Lau Tuntungan.

“Satu korban yang diketahui mahasiswa USU korban banjir bandang di Sungai Lau Tuntungan kemarin, sudah ditemukan tim SAR dan Gabungan pada Selasa (29/7/2020) pagi sekitar pukul 09.42 WIB,” ungkap Kepala Kantor SAR Medan, Toto Mulyono.

Toto memastikan jika korban adalah salah satu dari 9 para mahasiswa USU yang jadi banjir bandang di Sungai Lau Tuntungan Desa Kutalimbaru Kec Kutalimbaru Kab Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu (26/7/2020) lalu.

“Korban bernama Santa Situmorang, (24), warga Kec Lima Puluh, Kab Batu Bara ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Sedangkan 8 korban lainnya selamat,” jelas Toto.

Sedangkan korban banjir bandang yang selamat, Kevin Aruan (21), warga Jalan Bunga Citra Teratai, Padang Bulan, Medan, Dedy Lumban Toruan (23), warga Jalan Ayahanda, Medan, Anijer Simanungkalit (22), warga Dolok Sanggul, Kab Humbang Hasundutan (Humbahas).

Kemudian, Kimron Situmorang (22), warga Jalan Stasiun Mariendal, Raskita Surbakti (23), dan Indrawanta Tarigan (20), keduanya warga Desa Kutalimbaru. Sedangkan korban wanita adalah, Riris Marsella Sihole (22), warga Samosir, dan Glora Luita (8), warga Dusun III Desa Kutalimbaru Kab Deli Serdang.

Korban Banjir Bandang Sungai Lau Tuntungan

Toto menjelaskan, sejak dinyatakan hilang ‘disapu’ banjir bandang, operasi pencarian dan penyelamatan pun dilakukan. Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI/Polri dibantu masyarakat, menyisir alur sungai tersebut.

“Korban ditemukan berjarak sekitar 20 km dari titik lokasi kejadian,” akunya. Medan Sulitkan Evakuasi Korban Banjir Bandang Toto menyebutkan, operasi pencarian dan pertolongan yang dilakukan sejak Minggu (26/7/2020) membuahkan hasil. Korban Santa ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Tim SAR gabungan dibantu masyarakat menemukan korban 20 km dari titik lokasi. Saat ditemukan, tantangan yang dihadapi tim gabungan belum selesai. Sulitnya medan membuat proses evakuasi korban mendapat tantangan.

“Evakuasi yang dilakukan kesulitan karena korban terjepit bebatuan besar,” ucapnya.

Tim gabungan harus mengerahkan tenaga ekstra untuk mengangkat korban dari bebatuan dan naik dari alur sungai. Lepas dari itu, tim kembali harus menempuh jarak sekitar 20 km ke arah titik awal kejadian.

“Tantangan juga pada proses evakuasi ke titik lokasi ke rumah temannya cukup jauh. Korban dibawa kerumah temannya,” pungkasnya. (finta rahyuni)