Kesawan City Walk Tuai Pro Kontra

Kehadiran Kesawan City Walk Jalan Ahmad Yani Medan yang digadang- gadang akan menjadi
Kehadiran Kesawan City Walk Jalan Ahmad Yani Medan yang digadang- gadang akan menjadi "The Kitchen Of Asia" menuai pro dan kontra dari beberapa pihak.

MEDAN, kaldera.id – Kehadiran Kesawan City Walk Jalan Ahmad Yani Medan yang digadang- gadang akan menjadi “The Kitchen Of Asia” menuai pro dan kontra dari beberapa pihak.

Sebab, beberapa pedagang di lokasi tersebut, menutup dagangannya melebihi batas oprasional yang telah ditentukan oleh pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut.

Sebelumnya, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi telah mengeluarkan aturan mengenai pembatasan jam oprasional untuk Kafe, Mall maupun tempat hiburan malam hanya sampai pukul 22.00 WIB.

“Bingung juga sama pemerintah yang mengeluarkan aturan itu. Mall, Kafe disuruh tutup jam 22.00, tapi disini (Kesawan) mereka kadang buka sampai jam 00.00 WIB. Sepertinya pemerintah tebang pilih soal ini,” ujar Rina salah seorang pengunjung, Selasa (13/4/2021).

Selain itu, Rina bercerita kepada wartawan bahwa, beberapa pengunjung tidak menaati peraturan protokol kesehatan (prokes)

“Disini (Kesawan) banyak juga pengunjung yang tak menggunakan masker. Pedagang juga tidak memberi tanda batasan duduk. Mereka, seakan tidak menghiraukan bahwa Covid-19 itu sangat berbahaya,” ujar Rina menambahkan.

Berbading terbalik dengan Rina, pengunjung lainnya yakni Agus, mengaku senang dengan kehadiran Kesawan City Walk. Menurutnya, lokasi ini hadir menjadi ikon baru kota Medan.

“Bandung terkenal dengan Braganya, Jogja dengan angkringannya, Jakarta dengan Blok-M nya. Medan ini lah terkenal dengan Keswannya,” beber Agus Setiawan.

Agus juga mengapresiasi program pemerintah karena telah menghadirkan kawasan tersebut untuk membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

“Ini bagus untuk menolong pelaku UMKM ya. Semoga segera bangkit ekonominya yang sempat terpuruk,” tutup Agus.

Sementara itu, Yasir pedagang Bakso Sosis Bakar (Basoka) kawasan Kesawan membantah jika dia dan pedagang lainnya menutup dagangannya hingga pukul 00.00 WIB.

“Kalau hari biasa kami tutup pukul 22.00 malam bang, kadang lebih. Kan kita gak mungkin mengusir pembeli yang belum selesai makan. Tapi kalau weekend memang sampai jam 00.00 WIB,” sebut Yasir.

Lebih lanjut dikatakan Yasir, para pedagang yang berjualan di Kesawan, tidak di pungut biayaya apapun. Dia juga menyanggah adanya praktik jual beli lapak di lokasi tersebut.

“Gratis bang. Gak dipungut biaya apapun. Siapa saja warga Medan khusunya, boleh jualan disini, syaratnya hanya lapor aja ke pemerintah dan memenuhi syarat- syarat yang diminta. Soal jual beli lapak tidak ada itu bang, karena kami disini telah didata,” pungkas Yasir. (mustivan mahardhika)