Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengaku heran Kota Medan-Sibolga masuk ke level 4 penyebaran Covid-19 sehingga harus dilakukan pengetatan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro.
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengaku heran Kota Medan-Sibolga masuk ke level 4 penyebaran Covid-19 sehingga harus dilakukan pengetatan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro.

MEDAN, kaldera.id- Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengaku heran Kota Medan-Sibolga masuk ke level 4 penyebaran Covid-19 sehingga harus dilakukan pengetatan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro.

Malah Edy mengatakan, setelah pihaknya mempelajari indikator penentuan level penyebaran Covid-19, Kota Medan-Sibolga harusnya berada pada level 3.

“Setelah saya pelajari juga, Medan ini sebenarnya tidak di level 4, harusnya dia di level 3. Ada Sibolga juga dikatakan level 4, tapi setelah kita pelajari jumlah rumah sakit yang ada disitu 80 room, terpakai 44 room, berarti posisinya juga tidak pada level 4,” ujar Edy usai bertemu dengan Walikota Medan terkait PPKM mikro di rumah dinas gubernur Jalan Jenderal Sudirman Medan , Kamis (8/7/2021).

Dijelaskan Edy ada beberapa indikator penentuan level penyebaran Covid-19 seperti tingkat keterisian tempat tidur atau rate (BOR) rumah sakit untuk isolasi dan tingkat fatality rate. Edy mengatakan bahwa keterisian BOR dan fatality rate di kedua daerah itu masih dalam kategori aman.

“Inilah Sumut, saya komunikasi sama Pak Walikota ini karena tadi pagi tadi saya dengar 47 persen BOR, rupanya sudah dianulir tidak 47 persen dia berada di posisi 41 persen. Jadi masih dibawah. Jadi kita pertahankan, bahkan harus turun,” sebut Edy.

Level penyebaran Covid-19

Sementara itu, Edy mengatakan pihaknya juga saat ini masih mempelajari apakah ada kemungkinan perbedaan perhitungan indikator antara pemerintah pusat dan daerah terkait penentuan level penyebaran Covid-19 ini.

“Ini yang sedang kita pelajari. Kenapa itu harus saya sampaikan, karena tindakan pada level 4,3,2, dan 1 itu berbeda, pemberlakuan kerja di kantor juga berbeda untuk itu nanti harus kita pastikan,” jelas Mantan Pangkostrad itu.

Sementara itu Walikota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution menjelaskan bahwa tingkat fatality rate di Kota Medan masih 3,1 persen. Sedangkan, tingkat keterisian BOR masih 41 persen dan ruang ICU sebanyak 37 persen.

“Fatility rate kita masih 3,1 persen, itu sebenernya masih dibawah standar WHO.
Nah ini yang masih kita rasa Medan masih aman,” sebutnya. (finta rahyuni)