YOGYAKARTA, kaldera.id – Meski tidak pernah mendapatkan dukungan dari Kemenpora, Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PP PTMSI) menggelar kejuaraan nasional (Kejurnas) dengan hadiah Rp500 juta.
Perhelatan besar tenis meja ini akan berlangsung pada 1-6 Juli 2022 di Gedung Olahraga (GOR) Among Rogo DI Yogyakarta. Ajang ini mempertandingkan nomor tunggal putra dan putri U-19 kelahiran 2003, tunggal putra dan putri umum serta kelompok umur 55 tahun ke atas.
Ketua Umum PP PTMSI, Komjen Pol Oegroseno mengatakan, kejuaraan nasional ini dilaksanakan untuk mencari bibit – bibit potensial khususnya putra – putri untuk kategori U-19 di Tanah Air.
“Kejurnas ini juga sengaja digelar sebagai bukti nyata bahwa PP PTMSI ingin menyelamatkan pembinaan tenis meja Indonesia. Ingat, ajang ini untuk membina atlet tebis meja, dan bukan membinasakan,” tegas Wakapolri periode 2013 – 2014 tersebut.
Mantan Kadiv Propam dan Kapolda Sumut ini menambahkan, kejurnas ini sengaja digelar untuk membangkitkan semangat atlet nasional tenis meja, yang dua kali tidak dilibatkan Kemenpora dalam ajang Asean Games dan Sea Games.
“Ya masyarakat bisa menilai siapa yang membina dan siapa yang membinasakan tenis meja Indonesia. PP PTMSI tak ingin pembinaan atlet tenis meja Indonesia terhenti hanya karena organisasinya sengaja diacak-acak oleh mereka yang berkedok seolah-olah cinta dan peduli tenis meja Indonesia,” kata mantan Polri ini.
Oegroseno yang juga merupakan mantan Kabaharkam Polri ini menyampaikan, bahwa dalam waktu dekat ini PP PTMSI juga akan mengirim atletnya ke Kejuaraan SEATTA di Bangkok Thailand.
Oegroseno mengungkapkan keikutsertaan Indonesia di SEATTA sebagai bukti tenis meja Indonesia masih eksis dan diakui dunia internasional.
Ketidakhadiran Petenis meja Indonesia di SEA Games ke-31 Hanoi Vietnam lalu, lanjut Oegroseno, menjadi pertanyaan para anggota Asean.
“Ya mereka menyayangkan tenis meja Indonesia absen di SEA Games ke-31 Hanoi Vietnam hanya karena dicekal oleh pemerintahnya sendiri,” pungkas Oegroseno.(reza/red)
.