Bobby Tegaskan Penanganan Stunting Harus Dimulai dengan Perencanaan Yang Tepat

Walikota Medan Bobby Nasution
Walikota Medan Bobby Nasution

 

MEDAN, kaldera.id – Walikota Medan Bobby Nasution menekankan penanganan stunting harus dimulai dengan perencanaan dan pengganggaran yang tepat. Pemanfaatan anggaran tersebut mestilah dirasakan langsung oleh balita stunting.

Penekanan ini disampaikannya saat membuka Rembuk Stunting Kota Medan 2023 di Hotel Santika Dyandra, Rabu (21/6/2023).

Bobby menuturkan, ke depan penganggaran harus lebih tepat sasaran. Tidak seperti di daerah lain. Dimana, dari anggaran sebesar Rp10 miliar, Rp3 miliar digunakan untuk perjalanan dinas. Lalu Rp2 miliar untuk rapat, Rp2 miliar untuk lain -lain dan sisanya baru digunakan untuk pemberian makanan tambahan. “Penyusunan anggaran seperti itu jangan sampai terjadi di Kota Medan,” tegasnya.

Bobby Nasution pun berpesan kepada Sekda Kota Medan agar benar-benar memperhatikan penganggaran penanganan stunting di Medan. Sehingga dapat dimanfaatkan dan diperuntukkan untuk kegiatan yang tepat.

Orang nomor satu di Pemko Medan itu juga menekankan agar penggunaan dana kelurahan untuk penanganan stunting dilakukan secara tepat. Bahkan, dirinya langsung mengecek dengan bertanya langsung kepada dia orang lurah yang hadir dalam pertemuan itu untuk memastikan penggunaan dana kelurahan untuk penangana stunting.

Dua lurah yang ditanyakannya yakni, Lurah Sicanang dan Pekan Labuhan. Kepada kedua lurah tersebut Bobby Nasution menanyakan pemanfaatan anggaran penanganan stunting yang berasal dari dana kelurahan.

Lurah Sicanang Deby Fauziah menjawab, anggaran penanganan stunting yang diambil dari dana kelurahan di wilayahnya sebesar Rp300 juta. Wali Kota kembali menanyakan untuknkegiatan apa saja anggaran itu digunakan. Deby menjawab, kegiatan yang dilakukan adalah membuka pos gizi, pemberian makanan tambahan, dan sosialisasi.

“Berapa persen dari anggaran itu digunakan untuk pemberian makanan tambahan pada balita stunting?” tanya Bobby Nasution lagi.

Deby menjawab, anggaran pemberian makanan tambahan untuk balita stunting sebesar 70 persen anggaran penanganan stunting dari dana kelurahan di wilayahnya.

Pertanyaan sama juga diajukan Bobby Nasution kepada Lurah Pekan Labuhan, Roy Sulaiman Batubara. Kepala Walikota, Roy mengatakan, sebesar 80 persen anggaran penanganan stunting dari dana kelurahan digunakan untuk pemberian makanan tambahan. Selain itu untuk operasional pos gizi, pihaknya mendapat bantuan dari bapak asuh dan dana CSR.

Setelah mendengar jawaban itu, Bobby Nasution pun mengingatkan seluruh camat dan lurah agar memastikan dan mengawasi penggunaan dana kelurahan. Wali Kota ingin pemanfaatan anggaran stunting itu bisa dirasakan langsung oleh balita penderita stunting.

“Camat cek lagi apakah pemanfaatan anggaran itu dirasakan langsung oleh balita stunting,” pesan Bobby Nasution.

Saat itu, Bobby Nasution juga mengapresiasi Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Medan dan semua pemangku kepentingan yang telah bekerja menurunkan angka stunting di kota ini. Dia mengharapkan target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo yakni 14 persen pada 2024 dapat dicapai.

Sebelumnya, Wakil Walikota Medan, Aulia Rachman yang merupakan Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Medan melaporkan, tujuan dari percepatan penuruan stunting untuk mencapai target nasional prevalensi sebesar 14 persen pada 2024 yang dilakukan secara bersama-sama antarperangkat daerah penanggung jawab dan lintas sektoral.

Di Medan, sebut Aulia, jumlah balita stunting mengalami penurunan setiap tahunnya. Data Dinas Kesehatan Kota Medan, jumlah anak stunting pada Februari 2022 sebanyak 550 dan Agustus di tahun sama turun menjadi 364. Kemudian, pada Februari 2023 kembali turun menjadi 298 balita.(reza/rel)