Peralatan Latihan Tidak Memenuhi Standard, FPTI Sumut Harus Turunkan Target Emas di PON 2024

Pengprov Federasi Panjat Tebing Indonesia Sumatera Utara (FPTI Sumut) terpaksa menurunkan target perolehan medali emas panjat tebing di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumut.
Pengprov Federasi Panjat Tebing Indonesia Sumatera Utara (FPTI Sumut) terpaksa menurunkan target perolehan medali emas panjat tebing di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumut.

 

MEDAN, kaldera.id – Pengprov Federasi Panjat Tebing Indonesia Sumatera Utara (FPTI Sumut) terpaksa menurunkan target perolehan medali emas panjat tebing di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumut. Hal tersebut karena FPTI Sumut tidak memiliki peralatan latihan yang memenuhi standard.

Ketua Pengprov FPTI Sumut, drg Yerzy AR didampingi Sekum Ronny Suganda dan pelatih Hendra menjelaskan hal tersebut di Posko Publikasi PON XXI di Disporasu, Senin (10/7).

“Awalnya kita sempat menargetkan perolehan 2 medali emas di PON XXI, namun kami kemudian menurunkannya menjadi 1 emas. Hal ini karena bantuan peralatan latihan yang pernah kami minta tak kunjung terpenuhi sampai sekarang,,” ujar drg Yerzy AR. Diakui harga peralatan latihan yang dibutuhkan cukup mahal, karena ada yang mencapai ratusan juta, seperti timer yang memenuhi standart.

Akibat tidak mempunyai peralatan timer yang memenuhi standart, membuat atlet panjat tebing Sumut kesulitan berkompetisi secara maksimal karena sering membuat kesalahan atau foul saat mengikuti event-event nasional. Sebab itulah, FPTI Sumut kemudian akhirnya hanya berani menargetkan medali emas dari nomor speed mix classic, dengan mengandalkan pasangan atlet Arya Michael dan Siti Nurnabila.

FPTI Sumut juga membutuhkan dan tidak punya peralatan penting lainnya auto belay (alat pengaman otomatis) sehingga saat ini hanya berlatih hanya memakai alat pengaman tali. Masalah kekurangan peralatan ini sebenarnya sudah disampaikan kepada pihak yang berwenang, termasuk ke Gubsu. “Sudah ada dua tahun lah kita minta bantuan kekurangan peralatan ini, proposal sudah juga sudah diajukan, tapi sampai sekarang belum ada terpenuhi,” ujar Yerzy AR.

 

Belum mengukir prestasi nasional

Diakui, atlet nomor speed mix classic yang jadi target, belum mengukir prestasi nasional. Namun, FPTI Sumut berani menargetkan nomor ini, karena perkembangan atletnya selama di Pelatda dinilai menjanjikan. “Kalau prestasi mereka pada event nasional, memang belum ada. Namun, kami yakin dengan kemajuan mereka tunjukkan di Pelatda,” ujar pelatih panjat tebing Sumut, Hendra.

Hendra sebagai pelatih panjat tebing menyebutkan satu emas lain yang sempat jadi target mereka di PON 2024 dari dari nomor Speed WR.

“Namun kendalanya karena tidak biasa berlatih dengan timer yang memenuhi standart atlet kita sulit beradaptasi dan sering foul saat bertanding di kejuaraan yang berlevel nasional, ya akhirnya kita hanya menargetkan emas dari speed mix classic,” kata Hendra yang sebenarnya masih berstatus atlet panjat tebing Kaltim, namun kini kembali ke Sumut karena terpanggil untuk menangani tim Pelatda Sumut.

“Saya sebenarnya masih berstatus atlet Kaltim, namun terpanggil untuk membela nama baik daerah sendiri, maka saya memutuskan kembali ke Sumut sebagai pelatih, padahal saya sebenarnya masih berstatus atlet Kaltim,” ungkapnya.

Sekum FPTI Sumut Ronny Suganda menjelaskan saat ini, ada 5 atlet putra dan 4 atlet putra yang menjalani Pelatda jangka panjang PON 2024.

Sebelumnya ada 10 atlet, namun 1 atlet putra tereliminasi kalah tes fisik.Sebenarnya, Sumut sebagai tuan rumah mendapat kuota 16 atlet. Namun, FPTI Sumut kesulitan mencari atlet berkompeten mampu bersaing di tingkat nasional. Yerzy AR beralasan, karena kompetisi yang digelar belakangan sempat minim, terutama saat pandemi Covid.

FPTI Sumut kini memusatkan Pelatda di area stadion mini Jalan Pancing, sedangkan latihan fisik di Lapangan Benteng dan perguruan Gajah Mada Medan. (pengawal.id)