MEDAN, kaldera.id – Sebuah gudang pengoplosan gas elpiji digerebek polisi di Medan, Sumatra Utara, di tengah kelangkaan LPG 3 kg. Apakah pengoplosan memicu kelangkaan?
Operasi itu digelar oleh Subdirektorat IV/Tindak Pidana Tertentu Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sumut, di Jalan Sei Kapuas Gang Abung, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Jumat (28/7).
Dari penggerebekan itu, petugas mengamankan tiga orang berinisial RT, NF dan APG.
Kepala Bidang Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan petugas sempat menerima laporan mengenai aktifitas pengoplosan gas elpiji subsidi 3 kg ke gas non-subsidi. Kegiatan itu diduga sudah berlangsung selama enam bulan.
“Kita melakukan penindakan kasus tindak pidana minyak dan gas bumi dengan modus pengoplosan gas subsidi ke gas industri atau non subsidi,” kata Hadi Wahyudi, Jumat (28/7).
Menurut Hadi, praktik pengoplosan dilakukan dengan cara memindahkan gas dari tabung LPG ukuran 3 kg ke tabung ukuran 12 kg dan 50 kg.
“Dari penggerebekan, ada tiga orang yang diamankan. Sedangkan barang bukti yang disita sebanyak 453 tabung gas elpiji berbagai ukuran. Kemudian,100 karet tabung gas, 60 plastik segel dan beberapa peralatan yang digunakan,” pungkasnya.
Masalah stok
Kelangkaan LPG itu sendiri terjadi di berbagai daerah, seperti Malang, Kediri, Banyuwangi (Jawa Timur), serta beberapa daerah di Medan dan Sulselbar.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan kelangkaan terjadi karena peningkatan konsumsi saat musim liburan.
“Juli ini memang ada peningkatan konsumsi sebesar 2 persen sebagai dampak dari adanya libur panjang beberapa waktu lalu. Kami sedang melakukan recovery dari penyediaan distribusinya untuk mempercepat,” ujarnya melalui keterangan resmi, Selasa (25/7).
Sementara itu, pengamat kebijakan energi Sofyano Zakaria meyakini daerah-daerah yang diklaim mengalami kelangkaan ini sebenarnya tak dilanda kekosongan pasokan.
Menurut dia, dalam satu kabupaten rata-rata terdapat 4-5 unit Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE), yang juga merangkap depo penampungan elpiji. Selain itu, ada sekitar 10 agen elpiji dan setidaknya 200 pangkalan LPG 3 kg.
“Yang jadi pertanyaan, apakah semua SPBE itu tidak ada persediaan atau stok LPG-nya? Apakah semua agen LPG 3 kg juga tidak punya persediaan tabung/elpiji 3 kg sama sekali? Apakah seluruh pangkalan elpiji juga tidak punya persediaan LPG? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini pasti akan muncul di masyarakat,” kata Sofyano, Sabtu (28/7), dikutip dari Antara.
Ia, yang juga menjabat Direktur Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) tersebut, mengungkap cuma ada sebagian kecial pangkalan saja yang mengalami kekosongan.
Berdasarkan data yang diperolehnya, cuma 14 pangkalan LPG yang mengalami kekosongan sesaat di Medan dari total 3.675 pangkalan (0,4 persen).
Kediri hanya ada 16 pangkalan yang kosong dari 2.754 pangkalan yang ada. Malang cuma 12 dari 1.742 pangkalan yang kosong sesaat. Sulselbar hanya 5 pangkalan yang kosong dari 1.094 pangkalan (0,5 persen).
“Kekosongan di pangkalan itu adalah karena menunggu pengiriman LPG dari agennya,” jelas Sofyano. (cnn)