MEDAN, kaldera.id – Ketua Umum Kadin Sumatera Utara Firsal Dida Mutyara mengungkapkan salah satu visi misi yang dijalankan Kadin di periode kepemimpinannya adalah mendorong usaha mikro kecil menengah naik kelas. “Untuk mencapai target tersebut salah satu yang harus dilakukan secara massif adalah menerapkan digilitalisasi dalam konsep bisnis para pengusaha kecil tersebut.”
Menurutnya, digitalisasi sangat penting terutama di sisi layanan publik dan pengembangan dunia usaha. Dia mengungkapkan digitalisasi ini sangat penting mengingat transaksi dunia yang borderless (tanpa batas).
Hal itu disampaikannya saat berbicara kepada media di kantornya kemarin. Konsep senada pernah disampaikannya dalam acara FGD terkait pembahasan strategi transofmrasi digital guna pengendalian inflasi di Sumatera Utara beberapa waktu lalu.
Di forum itu Firsal Dida Mutyara mengemukakan contoh pentingnya digilitasasi hasil alam yang melimpah agar jangkauan pasarnya lebih luas dan terdata secara kualitas maupun kuantitas. “Pemanfataan digitalisasi ini akan mendorong daya saing digital Sumut yang masih berada di peringkat 10. Tentu peran pemerintah provinsi dan kabupaten kota akan sangat menentukannya ke depan,” kata dia.
Firsal Dida Mutyara mengungkapkan dari sisi bisnis pun rata-rata 58 persen interaksi pelanggan di dunia setelah pandemi covid-19 bersifat digital dibandingkan dengan 36 persen pada periode sebelum pandemi, bahkan sekarang menjadi 80 persen.
Digitalisasi, kata dia, dapat menghemat hingga 50 persen waktu pelayanan dan 50 persen anggaran yang dikeluarkan di kemudian hari. Selain itu, digitalisasi layanan membuat efisiensi dalam bekerja hingga 60 persen.
Oleh karena itu, selama pandemi pemerintah memperbanyak pengembangan aplikasi pelayanan publik berbasis teknologi digital, kata dia.
Itu sebabnya Firsal menyarankan agar digitalisasi ini juga kelak membantu peran UMKM dalam mengakselarasi bisnisnya. “Indonesia memiliki hampir 64 juta UMKM dalam perekonomian. Ini menyumbang 97 persen dari angkatan kerja negara dan berkontribusi lebih dari 60 persen dari PDB,” jelasnya.
Problemnya, menurut dia, sebagian besar usaha kecil masih memakai cara tradisional. Hal ini menjadi perhatian Kadin Sumatera Utara dalam mengembangkan UMKM untuk mendorong pengusaha-pengusaha khususnya mikro-kecil bisa naik kelas.
“Beberapa upaya seperti misalnya kehadiran Rumah BUMN, menjadikan peluang baru dalam berkolaborasi serta mewujudkan supervisi bagi UMKM. Pentingnya kolaborasi pemerintah dengan swasta maupun BUMN dalam meningkatkan kesejahteraan berdampak terhadap ekonomi serta kesejahteraan,” tuturnya.
Saat ini, menurut Firsal Mutyara, jumlah petani milenial yang menggunakan teknologi tercatat 72,81 persen dan masih ada 27,19 persen belum memanfaatkannya. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan membangun inkubator bisnis untuk penguatan fundamental dengan mendorong pertumbuhan start up. Selain hal tersebut, terdapat 4 sektor strategis transformasi digital yang perlu diperkuat, yaitu infrastruktur digital, pemerintahan digital, ekonomi digital dan masyarakat digital, kata Ketua Kadin Sumut ini.
Menurutnya, saat ini nilai industri digital Indonesia telah tumbuh secara signifikan dari 41 miliar dolar AS pada tahun 2019 menjadi 77 miliar dolar AS pada tahun 2022 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 130 miliar dolar pada tahun 2025, terutama didorong e-commerce, transportasi dan pengiriman makanan, perjalanan online dan media online.
Berdasarkan survei Departemen Ekonomi dan Hubungan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDESA), Indonesia ditempatkan di peringkat 77 di antara 193 negara anggota PBB terkait implementasi dari Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) atau naik 11 peringkat dari sebelumnya.