Rakerda Ketiga PHRI Sumut Bahas Outlook Ekonomi 2024

Bertempat di Hotel Grand Mercure Medan, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) BPD Sumut menggelar rapat kerja daerah ketiga bertema dengan ekosistem pariwisata terpadu mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi Sumut sekaligus membahas outlook ekonomi 2024 selain agenda kerja utama.
Bertempat di Hotel Grand Mercure Medan, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) BPD Sumut menggelar rapat kerja daerah ketiga bertema dengan ekosistem pariwisata terpadu mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi Sumut sekaligus membahas outlook ekonomi 2024 selain agenda kerja utama.

 

MEDAN, kaldera.id – Bertempat di Hotel Grand Mercure Medan, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) BPD Sumut menggelar rapat kerja daerah ketiga bertema dengan ekosistem pariwisata terpadu mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi Sumut sekaligus membahas outlook ekonomi 2024 selain agenda kerja utama.

Hadir di situ Ketua PHRI Sumut Denny S Wardhana, Sekretaris Dewi Juita Purba, Ketua Asita Sumut Solahuddin Nasution, Asisten Direktur Kantor Perwakilan BI Sumut Aegina Surbakti, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan Pariwisata Ekonomi Kreatif Sumut Laila Jamila Lubis, Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan Yuda Setiawan serta para pengurus PHRI.

Denny S Wardhana mengatakan pelaksanaan rapat kerja daerah ini merupakan amanah organisasi sebagai satu langkah untuk mempersiapkan mengikuti Rakernas yang akan digelar di Batam bulan depan. “Jadi semua masukan dan hal yang berkembang di industri ini akan kita tampung kemudian kita sampaikan di Rakernas.”

Dia mengatakan ada banyak situasi yang kini dihadapi para pelaku industri. “Pengenaan pajak hiburan yang naik hingga 70 persen pun akan dibahas karena ini juga berdampak terhadap industri yang kita geluti,” tuturnya.

Menurut dia, selain itu tentu saja akan banyak masukan dari para pelaku hotel dan restoran menyangkut berbagai hal yang dihadapi. Harapannya Rakerda PHRI ini memberikan ide-ide baru terkait solusi atas masalah yang dihadapi serta upaya untuk meningkatkan kinerja organisasi. Sementara itu Laila Jamila Lubis, Kabid Pemasaran Dinas Kebudayaan Pariwisata Ekonomi Kreatif, mengatakan perlu kerjasama semua pihak baik pemerintah maupun pelaku industri mewujudkan pariwisata terpadu. “Semua harus bekerja keras mencapai itu,” katanya.

Dia memaparkan berdasarkan data BPS tingkat hunian kamar hotel berbintang di November 2023 mencapai 53,9 persen atau mengalami kenaikan dibanding Oktober 2023. “Tapi saya lihat dari lama menginap baru di angka 1,52 hari. Tentu PHRI merupakan organisasi yang kelak akan sangat mempengaruhi.”

Laila Jamila Lubis menambahkan tingkat kunjungan dan lama menginap harus terus didorong lebih tinggi untuk mencapai pertumbuhan yang lebih baik. Setelah memberikan sambutan Lalila Jamila Lubis secara resmi membuka Rakerda ketiga tersebut dilanjutkan pemukulan gong.

Setelahnya Aegina Surbakti menyampaikan paparannya terkait tourism market outlook 2024, mengoptimalisasi peluang pasca pandemi menuju pariwista berkualitas untuk pertumbuhan berkelanjutan. Talkshow ini dipandu moderator Cahyo Pramono.

Aegina Surbakti menyampaikan kondisi ekonomi global yang masih dipenuhi ketidakpastian terkait perang di beberapa wilayah yang akan berpengaruh ke Indonesia. “Ya situasi di Timur Tengah dan Eropa Timur itu masih panjang. Akan tetap jadi fokus perhatian para pebisnis. Selain itu perlambatan ekonomi dan inflasi global diproyeksikan akan berdampak terhadap Indonesia,” katanya.

Sementara untuk Sumut, menurut dia, akan tetap tumbuh terutama didorong permintaan domestik. “Optimisme permintaan domestik yang tetap kuat terutama potensi revenge tourism serta prospek investasi Sumut yang kuat ditengah perlembatan ekonomi global,” katanya.

Aegina Surbakti menambahkan permintaan sawit yang tinggi karena program B35 dan B40 akan turut menentukan prospek ekonomi Sumut. Ditambah lagi 2024 ini merupakan tahun politik dan pelaksanaan PON di Sumut akan turut berkontribusi dalam mendorong laju ekonomi, jelasnya. Menurut dia, pengembangan pariwista berkualitas (quality tourism) dengan mengedepankan peranan fiskal terutama pada wisata alam akan meningkatkan nilai tambah sektor ini.

Dia juga mengingatkan untuk memperlancar proses pembayaran baik itu di hotel dan restoran BI siap memfasilitasi agar setiap unit usaha memiliki QRIS sebagai sarana pembayaran yang memudahkan. “Bapak ibu pengelola hotel dan restoran yang belum memiliki QRIS siap kita fasilitasi,” katanya.

Setelah presentasi para peserta diberi kesempatan dialog terutama soal outlook data perekonomian. Sementara untuk hal-hal teknis terkait infrastruktur pariwisata, kebijakan-kebijakan teknis lain disarankan selanjutnya disampaikan kepada instasi terkait. Usai makan siang, acara dilanjutkan ke rapat kerja daerah yang dibagi pada program kerja dan organisasi.

Di sesi itu Sekretaris PHRI Dewi Juita Purba juga mengumumkan restrukturisasi pengurus baru untuk mempercepat kinerja organisasi karena sebagian yang lama sudah pindah tugas dan tidak berdomisili di Medan.