Manajemen Hotel Dhaksina Medan Semprot Disinfektan

Manajemen Hotel Dhaksina Medan Semprot Disinfektan
Manajemen Hotel Dhaksina Medan Semprot Disinfektan

MEDAN, kaldera.id – Mengantisipasi penyebaran virus corona sekaligus untuk kenyaman dan keamana bagi semua pengunjung, manajemen Hotel Dhaksina, Jalan Sisingamangaraja Medan melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin.

Seluruh ruangan, mulai dari kamr, lobi dan ruangan lainnya disemprot disinfektan. Seperti yang dilakukan, Kamis (16/4/2020).

“Penyemprotan disinfektan dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona,” ungkap Komisaris Hotel Dhaksina, Doli Sinomba Siregar didampingi komisaris lainnya, Hatunggal Siregar dan B S Siregar kepada wartawan.

Selain rutin melakukan penyemprotan, manajemen juga menerapkan jaga jarak bagi karyawan saat beraktivitas.

“Kami berharap mata rantai penyebaran virus Covid-19 benar-benar putus dan kita bisa beraktivitas kembali seperti biasa. Kami juga bertekad virus ini tidak menyerang pengunjung,” jelasnya.

Doli menambahkan, lebih baik mencegah daripada mengobati. Hal ini terus dilakukan bersama- sama demi melindungi masyarakat.

“Semoga kita tidak terkena dan tidak terindikasi serta terinfeksi virus Covid-19,” katanya.

Sementara itu, Komisiaris Hotel Dhaksina lainnya, Hatunggal Siregar menambahkan, masyarakat diharapkan mematuhi protokoler pemerintah dan maklumat kapolri. Jalani hidup bersih dan sehat serta jangan keluar rumah jika kalau tidak terpaksa.

“Mari kita ikuti anjuran serta saran pemerintah demi untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Semoga saja kita dijauhkan dari wabah ini,” tambahnya.

Hotel Dhaksina sendiri tetap beroperasi 24 jam meskipun pengunjung sepi. Hal ini dilakukan karena tamu dari luar Medan tetap butuh penginapan.

Selain itu, dibukanya pelayanan hotel juga demi untuk menyelamatkan para karyawan agar bisa tetap bekerja.

” Sebisa mungkin kami pertahankan untuk tetap buka agar karyawan tidak terkena imbas dari corona. Artinya, agar mereka bisa tetap bekerja untuk keluarga mereka,” pungkasnya. (reza sahab)