MEDAN, kaldera.id – Pengerjaan tanggul untuk antisipasi banjir rob di Medan Labuhan dilakukan Pemko Medan melalui Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan telah selesai.
Pengerjaan dengan sistem swakelola itu selesai dalam waktu dua bulan.
Tanggul yang dibangun sekitar 90an atau zaman Walikota Medan dijabat Bachtiar Djafar tersebut dilebarkan dan ditinggikan.
Menurut Kadis Pekerjaan Umum Kota Medan, Zulfansyah, tanggul tersebut dilebarkan menjadi empat meter dan tinggi menjadi tiga meter dari permukaan air.
“Sekarang mobil dan alat berat kami sudah bisa melintas. Sebelumnya tidak bisa melintas karena lebar hanya satu meter,” jelasnya kepada kaldera.id, Selasa (14/7/2020).
Dengan semakin lebarnya tanggul tersebut, air pasang akibat rob tidak melintas atau sampai ke pemukiman warga. Apalagi tanggul tersebut semakin tinggi.
“Kalaupun air ke pemukiman warga tidak separah dulu. Hanya sedikit. Artinya sudah ada perubahan dari sebelumnya. Warga sangat mengapresiasi,” katanya.
Dia menambahkan, tanggul tersebut diambil dari tanah keras di sekitar laut. Tanah tersebut dikorek menggunakan alat berat yang dipinjam dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan.
Tanah tersebut dipadatkan dan dikeraskan. Untuk menguatkan nya di tanam mangrove disekeliling tanggul. “Jadi, kami tanam mangrove,” tambahnya.
Diakuinya pembuatan tanggul ini sangat mendesak. Sebab, sudah lama dikeluhkan warga sekitar. Namun, karena suasana Covid-19 anggaran terkena refocusing.
Untuk menanganinya, maka pengerjaanya dilakukan dengan cara swakelola. Alat berat, tenaga dan minyak alat berat sudah tersedia. “Hasilnya bisa dilihat. Sudah ada perubahan dirasakan masyarakat,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, dirinya menuturkan, solusi untuk mengatasi banjir rob di sana adalah dengan cara menaikkan rumah atau rumah panggung. Sebab, alam tidak bisa dilawan.(reza sahab)